NUSANTARA

Penggusuran PKL di Banda Aceh Dikawal Polisi dan TNI

"KBR68H, Banda Aceh- Pemerintah kota Banda Aceh Rabu (23/10/2013) pagi menggusur ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di kawasan jalan Chik Pante Kulu, kampong Baru kota Banda Aceh."

Radio Antero FM

Penggusuran PKL di Banda Aceh Dikawal Polisi dan TNI
PKL, banda Aceh, penggusuran

KBR68H, Banda Aceh- Pemerintah kota Banda Aceh Rabu (23/10/2013) pagi menggusur ratusan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di kawasan jalan Chik Pante Kulu, kampong Baru kota Banda Aceh.

Penggusuran dilakukan oleh pihak UPTD pasar, bersama dengan Satpol PP kota Banda Aceh dan dikawal pihak kepolisian serta TNI bersenjata lengkap.

Kepala UPTD Pasar Mirfata mengatakan pihaknya sudah menyurati para pedagang agar segera mengosongkan tempat tersebut, namun hal itu tidak diindahkan sehingga terpaksa dilakukan penggusuran. Pihaknya menyarankan agar PKL pindah ke sejumlah pasar yang baru dibangun oleh pemko Banda Aceh, seperti pasar Ulee Kareng, pasar Batoh dan juga pasar Aceh.

“Ada pemberitahuan sebelumnya, karena memang pasar-pasar yang sudah dibangun masih banyak kosong seperti pasar Aceh, Peuniti, Batoh, nah kita minta PKL ini pindah kesana”ujarnya.

Mirfata menambahkan untuk mencegah para pedagang kembali berjualan di ruas jalan itu, pihaknya akan menempatkan pos penjagaan, yang dijaga oleh pihak UPTD pasar dan Satpol PP kota Banda Aceh.

Terkait mahalnya harga sewa pasar,yang menyebabkan pedagang enggan pindah,  pihaknya menyebutkan hal itu disebabkan oleh mahalnya biaya operasional pasar-pasar baru tersebut.

Sementara itu , sejumlah pedagang mengaku tidak mampu menyewa pasar yang sudah disediakan oleh pemerintah kota Banda Aceh karena terlalu mahal, sehingga tidak sesuai dengan dagangan yang mereka jual.

Salah seorang pedagang yang menolak digusur, Musafir mengaku sudah berjualan di Kaki lima jalan Chik Pante Kulu selama 24 tahun. Dia mengakui sebelum digusur ada pemberitahuan dari Pemkot Banda Aceh, namun tidak jelas proses relokasi. Ia bersikukuh akan tetap berjualan di lokasi yang sama meskipun harus berhadapan dengan pihak kemanan.

“Ini tidak jelas direlokasi kemana, solusinya kami tetap jualan, kalau tidak kami makan apa, rebut-ributlah, pasar yang disediakan nggak sanggup kita sewa,”ujar pedagang salak itu.

Sementara itu pedagang lainnya Usman Syarifin mengatakan harusnya Pemko Banda Aceh belajar dari Jokowi saat menertibkan PKL di kota Solo sebelum dia menjabat sebagai Gubernur Jakart. Pemerintah harus betul-betul punya solusi yang mampu disanggupi oleh pedagang kaki lima.

“Kalau memang kami sanggup sewa dari dulu kami sudah pindah, tapi kami tidak sanggup sewa pasar Aceh itu, terlalu mahal,"lanjut pedagang bahan antik itu.

Usman menambahkan  pihaknya sementara tetap akan mencari cara untuk berjualan di lokasi tersebut, karena hingga kini belum ada lokasi lain yang bisa mereka tempati. Mereka berharap agar Pemko Banda Aceh mencarikan solusi bagi pedagang kaki lima yang rata-rata sudah berjualan puluhan tahun di lokasi itu.

Sumber: Radio Antero FM


Editor: Suryawijayanti

  • PKL
  • banda Aceh
  • penggusuran

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!