NUSANTARA

Lima Tahun, PAD Aceh Hanya Tumbuh 10,9 Persen

"KBR68H, Banda Aceh - Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh masih sangat rendah dari tahun ke tahun, bahkan cenderung stagnan."

Radio Antero

Lima Tahun, PAD Aceh Hanya Tumbuh 10,9 Persen
PAD, ACeh, stagnan

KBR68H, Banda Aceh - Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh masih sangat rendah dari tahun ke tahun, bahkan cenderung stagnan. Target PAD 2013 hanya menyumbang Rp 1,2 triliun dari total anggaran yang tercantum dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Aceh – Perubahan (APBA-P) 2013 yaitu sebesar Rp 12,39 triliun.

Pemerintah Aceh sedang berusaha mengoptimalkan sumber PAD.Kenyataan itu mencuat dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Public Expenditure Analysis and Capacity Strengthening Program (PECAPP) bersama Universitas Syiah Kuala dan Pemerintah Aceh di 3in1 Cafe, Banda Aceh, Kamis (24/10).

Team Leader PECAPP, Syukriy Abdullah memaparkan target PAD 2013 hanya sedikit lebih besar dari riil PAD 2012, yaitu Rp 904 miliar. Sementara pada tahun 2008, rill PAD tercatat Rp 638 miliar. “Dari tahun 2008, peningkatannya tidak signifikan,” ujarnya.

Sejak lima tahun terakhir, PAD Aceh hanya tumbuh sebesar 10,9 persen, jauh di bawah rata-rata nasional yang mencapai 19 persen. Bandingkan dengan Provinsi Kalimantan Timur yang PAD-nya tumbuh sebesar 30,7 persen pertahun dan Provinsi Lampung sebesar 29,5 persen.

Syukriy mengatakan, Aceh masih sangat tergantung pada pendanaan pusat melalui dana Otonomi Khusus, belum dapat mengandalkan PAD-nya. Besarnya anggaran dari pusat tanpa kontrol yang baik, menimbulkan kemalasan fiskal di Aceh.

PECAPP merekomendasikan PAD Aceh perlu terus ditingkatkan melalui berbagai kajian dan kebijakan peningkatan pendapatan. “Juga perlu meninjau kembali portofolio investasi pemerintah serta pola dan mekanisme pelaporan dan pertanggung jawaban,” sebutnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendapatan Daerah, Muhammad mengakui pertumbuhan PAD yang cenderung stagnan. “Upaya-upaya peningkatan sedang kami dilakukan,” ujarnya.

Menurutnya, PAD yang berasal pajak dan retribusi, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, zakat, infaq dan sadaqah, lain-lain pendapatan asli Aceh yang sah, selama ini masih mengalami kendala. Beberapa di antaranya adalah; pemungutan Pajak Aceh belum berdasarkan teknologi informasi, tetapi masih bersifat manual. Kemudian prasarana dan sarana yang ada di kantor-kantor Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) sangat terbatas.

Sumber: Radio Antero

Editor: Doddy Rosadi

  • PAD
  • ACeh
  • stagnan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!