BERITA

Tragedi Lumajang: Tiga Hari Tanpa Kawalan Polisi, Keluarga Tosan Waswas

"Tosan hanya dijaga anggota keluarga didampingi sejumlah aktivis lingkungan yang bergantian datang berkunjung turut membantu berjaga."

Zainul Arifin

Tragedi Lumajang: Tiga Hari Tanpa Kawalan Polisi, Keluarga Tosan Waswas
Ilustrasi kekerasan dan penganiayaan. (Foto: humas.polri.go.id)

KBR, Malang – Kepolisian Resor Lumajang, Jawa Timur mulai menempatkan tiga personil untuk menjaga Tosan, warga petani aktivis antitambang di Lumajang.


Sejak 27 September, Tosan dirawat di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang. Tosan luka kritis setelah dianiaya preman pada Sabtu (26/9).


Tosan masih bisa menyelamatkan nyawanya karena ia melawan saat diculik dan dikeroyok. Sedangkan rekannya, nasib naas dialami Salim Kancil, sesama petani penolak aktivitas tambang di Lumajang. Salim tewas dalam kondisi tubuh penuh luka setelah diculik dan dianiaya sekelompok preman.

 

Sebelumnya, selama tiga hari hingga Selasa (29/9) tidak tampak seorang pun petugas berseragam yang berjaga.


Tosan hanya dijaga anggota keluarga didampingi sejumlah aktivis lingkungan yang bergantian datang berkunjung turut membantu berjaga.


"Hari Minggu pagi kita datang ke rumah sakit ini, dikawal sekitar empat polisi dan setelah itu ya sudah. Polisi pulang dan tidak ada lagi polisi yang jaga. Senin malamnya ada tim katanya dari Reserse Polda Jawa Timur mau minta keterangan. Ternyata Pak Tosan belum sanggup, ya dibatalkan dan istrinya saja yang dimintai keterangan saat itu," kata Abdul Rosyid, rekan Tosan yang juga sesama aktivis antitambang di Lumajang.

 

Setelah kasus yang menimpa Salim Kancil dan Tosan ramai di media massa, baru kemudian Kapolres Lumajang datang dan mengirim petugas untuk berjaga-jaga.


"Alhamdulillah sekarang sudah ada yang jaga, kalau kemarin kawatir takut ada penyusup," kata Abdul Rosyid.


Keluarga Tosan dan para aktivis antitambang di Desa Selok Awar-awar sebelumnya khawatir terhadap keamanan mereka. Sebab, belum semua pelaku pengeroyokan terhadap Tosan dan Salim ditangkap.


Rabu (30/9) siang, Kapolres Lumajang Fadly Munzir Ismail mengunjungi Tosan yang dirawat di ruang isolasi ICU RSSA Malang. Fadly mewakili kepolisian menyerahkan bantuan dana untuk keluarga Tosan.

 

"Selama ini sudah ada kok penjagaan sejak dari Lumajang. Mungkin ketika ada orang datang, petugas yang berjaga sedang keluar. Hari ini penjagaan digiatkan. Karena lokasinya kan jauh dari Lumajang," kata Fadly. 


Salim Kancil dan Tosan menjadi korban dalam konflik pertambangan di Desa Selok Awar-awar. Banyak warga petani yang menolak aktivitas tambang pasir besi di daerah ini. Kawasan Lumajang memang diyakini memiliki kandungan pasir besi cukup besar.


Kepala Desa Selok Awar-awar Haryono diduga terlibat dalam kekerasan dan penganiayaan terhadap warga yang menolak tambang. Polisi telah menetapkan Haryono sebagai tersangka, namun untuk tuduhan penambangan tanpa izin.


Editor: Agus Luqman

 

  • Desa Selok Awar-awar
  • lumajang
  • Salim Kancil
  • Tosan
  • konflik tambang
  • konflik agraria
  • tambang pasir besi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!