KBR, Lhokseumawe– Anak-anak pengungsi di Shelter Rohingnya Kabupaten Aceh Utara memperoleh pendidikan informal tahun ajaran 2015/2016. Puluhan anak kini bisa mendapatkan pendidikan sejak krisis kemanusian yang terjadi di Myanmar.
Perwakilan Warga Rohingnya, Muhammad Husein mengaku sangat bersyukur dengan adanya bantuan pendidikan kepada anak di pengungsian tersebut. Terlebih, hampir sebagian besar bocah rohingnya tak pernah menikmati sekolah.
"Alhamdulillah Orang Aceh banyak sayang sama Kita, bagus sekali tolong-menolong dengan banyaknya bantuan kemari. Dan, Alahamdulilah sekali lagi kepada ACT yang sudah tolong sama Kita, mulai belajar disekolah, mengaji. Pokoknya senang sekali, ” ucap Husein yang juga salah satu orang tua wali murid dengan nada bahasa melayu kepada KBR, Selasa (8/9/2015).
Program pendidikan informal yang diajarkan kepada anak-anak pengungsi di Shelter Aceh Utara, difokuskan tentang syariat Islam. Selain itu mereka juga dibekali keterampilan berbahasa asing agar mudah berkomunikasi ketika ditempatkan ke negara ketiga, mulai bahasa Indonesia, Inggris dan Arab.
Upaya memberikan pendidikan informal itu merupakan kerjasama Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh Utara dan sejumlah donatur umat muslim dunia.
Shelter pengungsi di Aceh Utara kini juga dilengkapi dengan fasilitas sarana bermain anak-anak seperti perosotan, jungkat-jungkit, ayunan, tempat olahraga, dan lainnya.
Editor: Malika