NUSANTARA
YPKP Desak Polisi Usut Gambar Hoax Bendera Palu Arit
"Acara yang diselenggarakan YPKP, tak ada kaitannya dengan paham komunis. Namun tetap saja dibatalkan ormas radikal dan bahkan kepolisian."
Rio Tuasikal
KBR, Jakarta- Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 65 (YPKP 65)
mendesak Kepolisian mengusut penyebar gambar bendera palu arit berkibar
di Salatiga. Gambar yang tidak jelas menyebut lokasinya itu memicu
pembubaran pertemuan yang diadakan YPKP di Salatiga, kemarin. Ketua
YPKP Bejo Untung mengatakan pihaknya hanya dituduh mengibarkan berdera
itu. Kata dia kelompoknya tidak berhubungan dengan PKI atau komunisme.
"Polisi
harus mengusut berita-berita bohong ini yang memprovokasi, sehingga
membuat massa beringas dan berimbas batalnya pertemuan kami," ujar Bedjo
dalam KBR Pagi, Jumat (7/8/2015) pagi.
Ketua YPKP, Bejo
Untung, menambahkan pertemuan kemarin sedianya mendatangkan 50 korban
65. Mereka datang dari berbagai wilayah di Indonesia.
Dua hari
sebelum acara, muncul ancaman dari Front Pembela Islam dan Garda Pembela
Islam setempat. Akhirnya, pemilik wisma yang jadi lokasi acara
membatalkan kesepakatan tempat. Kemudian polisi meminta acara
dibatalkan. Sementara itu, polisi dan Pemda Salatiga mengonfirmasi
bahwa tidak ada bendera palu arit di Salatiga.
Editor: Dimas Rizky
- hukum
- HAM
- kasus 65
- YPKP 1965
- berita
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!