NUSANTARA

FSGI: MOS Tanggungjawab Sekolah, Bukan OSIS!

"Acara perkenalan sekolah atau MOS harus dibawah kontrol ketat kepala sekolah dan guru"

Eli Kamilah

FSGI: MOS Tanggungjawab Sekolah, Bukan OSIS!
Ilustrasi

KBR, Jakarta- Federasi Serikat Guru Independen (FSGI) menyebut perpeloncoan dalam Masa Orientasi Siswa adalah kesalahan sekolah. Anggota Dewan Pertimbangan FSGI, Doni Koesoema, mengatakan kepala sekolah dan guru harus mengawasi panitia OSIS dalam menyelenggarakan acara perkenalan sekolah tersebut. Sebab acara MOS itu seharusnya  adalah tanggungjawab kepala sekolah dan guru, bukan tugas Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

"Seharusnya itu ada di kepala sekolah tanggungjawabnya, dan diserahkan kepada guru. Lalu kemudikan OSIS membantu sekolah. Untuk itu seluruh kegiatan OSIS diawasi, dilihat dan dikontrol guru dan kepala sekolah. Maka kepala sekolah harus memastikan harus tahu detail kegiatan perdetiknya, apa yang dilakukan OSIS," ujarnya melalui program KBR Pagi, Senin (03/08).

"Kalau misalnya memperkenalkan kegiatan ekstra, dia hanya memperkenalkan saja. Bahkan kalau ada bentak-bentak kekerasan itu ngga boleh," tambahnya.

Sebelumnya, pelaksanaan masa orientasi siswa (MOS) di sebuah sekolah di Bekasi Jawa Barat diduga memakan korban jiwa, seorang siswa baru. Evan Christopher Situmorang, diduga meninggal setelah mengikuti kegiatan MOS di sekolahnya.

Menurut keluarganya, Evan mulai sakit-sakitan setelah diminta berjalan sejauh 4 km saat masa pengenalan itu. Orang tua Evan mengatakan, sang anak kerap diminta aneh-aneh selama mengikuti MOS di sekolah barunya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Flora, Perumahan Pondok Ungu, Kota Bekasi. Misalnya membuat nasi belatung kecap, memberi warna uban, hingga kewajiban menggunakan pakaian yang ditentukan.

Editor: Dimas Rizky

  • kasus
  • MOS
  • Sekolah
  • pendidikan
  • Tewas
  • berita

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!