NUSANTARA

Sepinya Pendukung Petisi Pemulangan Syiah Sampang (1)

"KBR68H, Jakarta - Fatkhul Khoir hanya menghela nafas waktu mendengar pendukung petisi pemulangan jamaah Syiah Sampang sepi peminat. "Sebetulnya saya punya harapan tinggi terhadap petisi itu. Petisi untuk mendesak pemerintah agar segera memulangkan jamaah"

Agus Luqman

Sepinya Pendukung Petisi Pemulangan Syiah Sampang (1)
Syiah, Sampang, Jawa Timur, petisi

KBR68H, Jakarta - Fatkhul Khoir hanya menghela nafas waktu mendengar pendukung petisi pemulangan jamaah Syiah Sampang sepi peminat.

"Sebetulnya saya punya harapan tinggi terhadap petisi itu. Petisi untuk mendesak pemerintah agar segera memulangkan jamaah Syiah dari pengungsian," kata Fatkhul Khoir kepada KBR68H.

Fatkhul Khoir adalah Kepala Divisi Monitoring dan Dokumentasi LSM Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya.

Dua bulan lalu, Kontras Surabaya membuat petisi di media petisi global Change.org---mewakili jamaah Syiah. Petisi itu berjudul 'SBY, Kami Ingin Pulang Ke Bluuran dan Karanggayam'.

Hingga 15 Agustus 2013, petisi tersebut baru mendapat 448 dukungan.

Kontras sebetulnya menargetkan petisi itu bisa mendapat 500 dukungan. Angka itu tidak terlalu besar dan tidak terlalu muluk. Namun dua bulan target ternyata tak tercapai.

"Kayaknya sepi peminat. Mungkin karena ini isu sensitif. Saya juga tidak tahu," kata Fatkhul Khoir.

Berbagai upaya sudah dilakukan untuk mempromosikan petisi tersebut. Melalui jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter.

"Kalau melalui jejaring sosial banyak yang memberi perhatian. Di Facebook banyak yang memberi tanda 'like'. Di Twitter juga banyak yang me-retweet. Tapi entah mengapa Petisi ini kok agak lambat," kata Fatkhul Khoir.


Awal Petisi

Petisi itu dibuat setelah Kontras Surabaya mendampingi jamaah Syiah yang tinggal di pengungsian Sampang, Madura Jawa Timur. Terutama sejak Kontras mendampingi lima warga Syiah bersepeda dari Jawa Timur (Surabaya) menuju Jakarta, pada awal Juni lalu. Ada Bujadin (40 tahun) ditemani empat orang lain yang usianya lebih muda, seperti Rohman (30 tahun), Anwar (27 tahun), Jali (25 tahun) dan Rosid (24 tahun).

Aksi bersepeda itu membawa misi menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar bersedia turun tangan memulangkan lebih dari 160 warga jamaah Syiah yang saat itu mengungsi di Gelanggang Olahraga (GOR) Sampang.

Melalui petisi itu jamaah Syiah di Sampang berharap negara masih memiliki rasa kemanusiaan untuk melindungi hak-hak mereka sebagai warga negara. Mereka berharap bisa segera pulang dari pengungsian.

"Petisi kami isinya soft, lunak, misinya kemanusiaan. Humanis. Tidak frontal. Tuntutannya adalah pemulangan pengungsi Syiah ke kampung halaman. Tapi respon publik kurang juga. Kalau petisi isinya menuntut Menteri Agama mundur, mungkin lebih ramai," kata Fatkhul Khoir sambil tertawa getir.

Ratusan warga Syiah itu terusir dari kampung halaman setelah rumah mereka diserbu, diserang, dihancurkan dan dibakar kelompok pembenci Syiah pada 26 Agustus 2012 silam.

Sejak saat itu mereka mengungsi ke GOR Sampang. Selama 10 bulan mereka tinggal di sana dengan ancaman pengusiran. Aliran listrik dihentikan, begitu juga air bersih dan bantuan pangan.

Pertengahan Juni lalu, sekitar para pengungsi itu dipindahkan paksa ke rumah susun di Sidoarjo, Jawa Timur yang berjarak lebih dari 100 kilometer dari Sampang.

Fatkhul Khoir juga mendengar ada banyak suara menuntut agar Menteri Agama Suryadharma Ali mundur dari kabinet. Apalagi dalam perjalanan proses penyelesaian konflik di Sampang, Suryadharma Ali dianggap memperkeruh suasana.

Pada 1 Januari 2012, Ketua MUI KH Umar Shihab mengatakan MUI berprinsip bahwa Syiah tidak sesat. Umar Shihab mengimbau umat Islam agar tidak terpecah belah dan menjaga ukhuwah Islamiah serta tidak melakukan tindak kekerasan terhadap golongan berbeda.

Alih-alih menggunakan dasar putusan MUI terkini, pada 26 Januari 2012, Menteri Suryadharma Ali mengeluarkan rilis yang mengacu putusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 7 Maret 1984 dalam menilai Syiah di Sampang. Putusan MUI 1984 merekomendasikan umat Islam Indonesia agar waspada terhadap menyusupnya paham syiah dengan perbedaan pokok dari ajaran Ahli Sunna Waljamaah.

Pernyataan Suryadharma Ali itu dianggap turut memicu kekerasan terhadap jamaah Syiah Sampang.

Selama proses penyelesaian konflik di Sampang, Menteri Agama juga berpegang pada pendapatnya bahwa aliran Syiah sesat. Jamaah Syiah hanya bisa dipulangkan jika mereka bertobat. Menteri Agama menggunakan istilah 'kembali ke ajaran Ahlussunah', 'dicerahkan lebih dulu' serta 'menyamakan persepsi mengenai cara pandang terhadap Islam.'

Syarat pertobatan atau pencerahan ini kemudian dilaksanakan oleh Bupati Sampang KH Fannan Hasib. Bersama para pejabat daerah Sampang, pada Agustus 2013, Bupati Sampang mengundang sejumlah pengungsi Syiah, menyodorkan 'ikrar pertobatan' jika ingin kembali ke kampung halaman. Ikrar itu berisi sembilan butir pernyataan, diantaranya mengulang syahadad (untuk memperbarui keyakinan Islam), mengakui ajaran pemimpin Syiah Sampang Tajul Muluk sebagai ajaran sesat dan lain-lain. Jika tidak 'bertobat' maka pemerintah Sampang tidak menjamin keamanan para pengungsi Syiah.

Menteri Agama Suryadharma Ali merupakan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pulau Madura merupakan basis dari perolehan suara PPP. Bupati Sampang Fannan Hasib pun menjadi orang nomor satu di Sampang karena mendapat dukungan dari PPP.

"Saya melihat Menteri Agama perlu mundur dari kabinet, karena dia terlalu kuat kepentingan politik untuk 2014," kata Koordinator Divisi Monitoring Kontras Surabaya Fatkhul Khoir. "Sepengetahuan saya, yang menolak Syiah di Sampang itu hanya elit-elit politik saja."


Selanjutnya: Merevisi Petisi Pemulangan Syiah Sampang

  • Syiah
  • Sampang
  • Jawa Timur
  • petisi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!