NUSANTARA

Penanganan Kelompok Bersenjata, Polda Papua Gunakan Pendekatan Humanis

"Jumlah kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata sejak Januari hingga Juni 2022 sebanyak 44 kasus."

Arjuna Pademme

Penanganan Kelompok Bersenjata, Polda Papua Gunakan Pendekatan Humanis
Ilustrasi: Polda Papua akan menggunakan pendekatan humanis untuk menangani kelompok bersenjata. Foto: ANTARA

KBR, Jayapura- Polda Papua bakal mengedepankan pendekatan humanis untuk menangani kelompok bersenjata di sana.

Kapolda Papua, Mathius D Fakhiri berharap pendekatan humanis bisa menjawab berbagai masalah, yang selama ini menjadi faktor pemicu terjadinya gangguan keamanan Papua.

Selain itu, peran pemerintah daerah, tokoh adat, tokoh agama dan para pihak di wilayah rawan konflik, juga sangat penting untuk menciptakan situasi kondusif.

"Harus mengambil risiko itu (pendekatan humanis) untuk meyakinkan kepada masyarakat di Papua, bahwa hadirnya aparat TNI-Polri itu untuk memberikan rasa kenyamanan," kata Mathius D Fakhiri, Selasa, (5/7/2022).

Kapolda Papua, Mathius D Fakhiri mengatakan kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata pada tahun ini meningkat dibanding pada 2021.

Akan tetapi, ia tetap memerintahkan jajarannya mengedepankan pendekatan humanis. Sebab, apabila aparat keamanan bertindak represif, bukan tidak mungkin akan selalu terjadi kontak tembak antarkedua pihak.

Menurutnya, situasi tersebut justru akan semakin banyak menimbulkan banyak korban, termasuk dari warga sipil.

Selain itu, Polda Papua juga terus berusaha meyakinkan masyarakat di sana, bahwa aparat keamanan hadir untuk memberikan rasa aman dan nyaman.

"Untuk terwujudnya kedamaian di Tanah Papua. Kita tidak mau lagi meninggalkan bekas-bekas darah, yang membuat masyarakat di Papua akan selalu membenci aparat keamanan," katanya.

Angka Kekerasan Meningkat

Polda Papua mencatat, jumlah kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata sejak Januari hingga Juni 2022 sebanyak 44 kasus.

Jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama pada 2021, yakni 33 kasus. Kasus kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata tahun ini berada wilayah pegunungan Papua.

Di antaranya, di Kabupaten Yahukimo, Intan Jaya, Puncak, Paniai, Puncak Jaya Kabupaten Nduga, Pegunungan Bintang, Yalimo, Jayawijaya dan Kabupaten Deiyai.

Dalam rentang waktu itu, kekerasan yang terjadi menewaskan tujuh anggota TNI, satu anggota Polri dan 17 warga sipil. Kekerasan juga menyebabkan 12 anggota TNI, dua anggota Polri, dan lima warga sipil terluka.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Kelompok Bersenjata
  • Papua
  • Polda Papua
  • konflik Papua
  • Satgas Damai Cartenz

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!