BERITA

Tolak Bingkisan Lebaran, Bupati Emil Dardak Pasang Pengumuman

"Bupati Trengalek, Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, memasang papan pengumuman berisi penolakan pemberian bingkisan di pintu masuk pendapa kabupaten yang menjadi rumah dinas."

Adhar Muttaqin

Tolak Bingkisan Lebaran, Bupati Emil Dardak Pasang Pengumuman
Papan penolakan parcel atau bingkisan yang diletakkan di depan rumah dinas Bupati Trenggalek. Foto: Adhar Mutaqqin

KBR, Trenggalek - Bupati Trengalek, Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, memasang papan pengumuman berisi penolakan pemberian bingkisan di pintu masuk pendapa kabupaten yang menjadi rumah dinasnya. Isinya: Mohon Maaf, Tidak Menerima Parsel / Bingkisan Lebaran.

Bupati Emil mengatakan, pengumuman itu dipasang sebagai bentuk antisipasi dan penegakan aturan dari pemerintah pusat tentang larangan menerima bingkisan dari pihak-pihak berkepentingan semisal pengusaha. Menurutnya, pemasangan ini dinilai lebih efektif.


"Saya tidak memandang (pemberian parsel ke pejabat-red) itu terlalu negatif, tapi inilah yang terbaik untuk menghilangkan prsangka yang buruk terhadap institusi pemerintahan, sehingga lebih baik dipasang di depan dengan tujuan supaya orang tidak terlanjur mengantar," kata Bupati Emil, Jumat (16/07/01).


Emil Dardak mengakui sebelum dilakukan pemasangan pengumuman penolakan, pihaknya telah mendapat satu bingkisan paket lebaran, namun bingkisan tersebut akhirnya dikembalikan kepada pihak yang mengirimkan.


Penolakan secara terbuka ini diharapkan juga menjadi pembelajaran bagi seluruh masyarakat sekaligus pejebat pemerintah di bawahnya agar taat terhadap aturan.


Larangan pemberian parcel dan paket bingkisan lebaran diberlakukan pemerintah pusat, karena dinilai rawan dijadikan sarana suap atau gratifikasi terhadap aparatur pemerintah. (qui)


 

  • emil dardak
  • bupati trenggalek
  • papan pengumuman
  • tidak menerima bingkisan
  • lebaran

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!