BERITA

Ratusan Penganut Islam Kejawen Lakukan Ritual Pudunan

"Ritual pudunan dilakukan sebagai penutup rangkaian ritual Bulan Sadran, Puasa dan Syawal."

Muhamad Ridlo Susanto

Ratusan Penganut Islam Kejawen Lakukan Ritual Pudunan
Ratusan Penganut Islam Kejawen Lakukan Ritual Pudunan. Foto: KBR/Muhamad Ridlo



KBR, Cilacap– Puluhan penganut Islam Kejawen di Desa Kalikudi Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah hari ini melaksanakan ritual pudunan. Ritual Pudunan dilakukan sebagai penutup rangkaian ritual Bulan Sadran, Puasa dan Syawal dengan melaksanakan ritual bekten ( ziarah)  ke Pesanggrahan Daun Lumbung.

Sesepuh Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati (PRKRS) Kalikudi, Kyai Tupin menjelaskan ritual ini biasa dilakukan pada bulan Syawal hari ke 15. Dia menjelaskan ada dua rombongan dari Pasemuan (tempat ibadah) Lor (utara) dan Pasemuan Kidul (selatan) yang memulai ritual dengan berjalan kaki sejauh 20 kilometer ke Pesanggrahan Daun Lumbung.

“Ini rombongan dari anak putu Kalikudi yang sejumlah dua kunci mau berangkat ke Daun Lumbung. Dua rombongan ini berjumlah 63 anak putu, terdiri dari putra-putri. Dari Kalikudi, pertama itu, nanti istirahat di Adipala selama kurang lebih satu jam, kemudian istirahat lagi di Gumilir,”jelasnya, Kamis (21/7/2016).

Selain diikuti oleh Penganut Kejawen asal Desa Kalikudi, Ritual Pudunan juga diikuti penganut kejawen di sekitar Kecamatan Cilacap Selatan. Dalam ritual ini, seluruh penganut berjalan puluhan kilometer dari kediaman masing-masing ke Pesanggrahan Daun Lumbung.

Kyai Tupin menjelaskan, ritual akan berlanjut Jumat besok dimana para penghayat akan melakukan bersih makam Panembahan Daun Lumbung, atau ziarah. Sore harinya puluhan orang ini akan melakukan selamatan. Ritual akan memasuki puncaknya pada Sabtu pagi dimana para penghayat ini akan kembali ke Desa Kalikudi. Mereka akan disambut di Pasemuan oleh Kyai Kunci dan Nyai Kunci. (mlk) 

  • Islam Kejawen
  • Desa Kalikudi
  • Pasemuan
  • penghayat kepercayaan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!