BERITA

Pertumbuhan Ekonomi NTB Tinggi, Tapi Hanya Dirasakan Kalangan Menengah ke Atas

""Kita tidak gembira. Seharusnya pertumbuhan ekonomi yang bagus diikuti penurunan kemiskinan," kata Wakil Ketua Komisi III DPRD NTB, Muzihir."

Zaenudin Syafari

Pertumbuhan Ekonomi NTB Tinggi, Tapi Hanya Dirasakan Kalangan Menengah ke Atas
Ilustrasi rumah warga miskin. (Foto: kemsos.go.id)



KBR, Mataram - Pertumbuhan ekonomi provinsi NTB pada kuartal pertama tahun 2016 tercatat cukup tinggi, sebesar 9,9 persen.

Namun, pertumbuhan ekonomi tinggi itu diduga hanya dirasakan kalangan menengah ke atas. Kalangan masyarakat kelas bawah menikmati pertumbuhan ekonomi tersebut. Ini juga terlihat dari data jumlah warga miskin yang meningkat selama enam bulan terakhir sebanyak 2.150 orang.


Wakil Ketua Komisi III bidang Ekonomi Keuangan DPRD NTB H Muzihir mengatakan, DPRD tidak begitu gembira dengan pertumbuhan ekonomi tersebut meskipun angka 9,9 persen merupakan salah satu pertumbuhan tertinggi secara nasional.


"Dari data yang dirilis BPS, bertambahnya masyarakat miskin kita kaitkan dengan pertumbuhan ekonomi, itu kita masih tidak gembira betul. Karena seharusnya pertumbuhan ekonomi yang bagus diikuti penurunan kemiskinan. Mungkin pertumbuhan ekonomi ini hanya dirasakan menengah ke atas sementara di level rakyat atau grassroots belum tersentuh," kata Muzihir, di Mataram, Selasa (19/7/2016).   

 

Sekretaris Daerah (Sekda) NTB Rosiadi Sayuti menilai bertambahnya jumlah penduduk miskin di NTB merupakan hal yang wajar. Rosiadi mengklaim pertambahan penduduk miskin itu disebabkan faktor kelahiran.


Meski begitu, Rosiadi mengatakan yang terpenting adalah persentase kemiskinan di daerah ini mengalami penurunan. Ia menganggap itu artinya program pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah daerah sudah tepat sasaran dan berhasil menyasar penduduk miskin.


Rosiadi Sayudi mengatakan pemerintah tinggal menekankan kembali program pengentasan kemiskinan bagi penduduk yang belum tersasar program ini. Karena itu, anggaran penanganan kemiskinan akan ditambah pada APBD murni 2017 dibandingkan dengan anggaran di APBD murni 2016 sebesar Rp800 milyar.


BPS NTB meliris jumlah penduduk miskin di Provinsi NTB bertambah sebanyak 2.150 orang. Pada September 2015, jumlah penduduk miskin NTB sebanyak 802 ribu orang, semantara pada bulan Maret 2016 sebanyak 804 ribu orang lebih.


Secara persentase, jumlah penduduk miskin di provinsi NTB berkurang 0,06 persen. Namun penurunan persentase kemiskinan ini lebih kecil daripada pertumbuhan penduduk.


Ukuran garis kemiskinan yang digunakan BPS pada Maret 2016 sebesar Rp333 ribu per kapita per bulan. Sehingga penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan tersebut.


Editor: Agus Luqman 

  • BPS
  • angka kemiskinan
  • warga miskin bertambah
  • pertumbuhan ekonomi 2016
  • NTB

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!