BERITA

Pemkab Dibikin Pusing dengan Wartawan Musiman

"Kabag Humas Pemkab Bondowoso, Haeriyah Yuliati mengatakan, momen lebaran biasanya digunakan wartawan musiman untuk berburu Tunjangan Hari Raya (THR) ke Narasumber."

Friska Kalia

Ilustrasi Tunjangan Hari Raya. Foto: Antara
Ilustrasi Tunjangan Hari Raya. Foto: Antara

KBR,Bondowoso– Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, dibuat pusing dengan wartawan musiman yang marak bermunculan jelang lebaran. Kabag Humas Pemkab Bondowoso, Haeriyah Yuliati mengatakan, momen lebaran digunakan wartawan musiman untuk berburu Tunjangan Hari Raya (THR) kepada Narasumber. Haeriyah mengakui pihaknya tidak bisa mengendalikan fenomena tersebut.

“Memang ada beberapa kepala dinas yang memberikan THR kepada wartawan. Saya tidak bisa komentar banyak karena itu menjadi kewenangan masing – masing dinas. Yang jelas Humas tidak memberikan THR, itu kenapa saat ada yang tanya saya bilang tidak ada,” kata Haeriyah saat berbincang dengan KBR, Selasa (14/7/2015).

Dikatakan Haeriyah, ada beberapa alasan mengapa tradisi memberi THR kepada jurnalis masih sering dilakukan diantaranya karena alasan kemanusiaan. Meski begitu ada juga beberapa pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menolak memberikan THR kepada jurnalis.

“Iya itu tergantung kepala dinasnya saja, ini kan soal hati nurani. Ada juga beberapa yang menolak,” imbuhnya.

Kabag Humas meyebutkan jumlah media yang terdaftar saat ini mencapai 50 media.

Sebelumnya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Jember mendesak narasumber untuk tidak memberikan THR kepada jurnalis. Ketua AJI Jember Ika Ningtyas mengatakan, pemberian THR seharusnya menjadi tanggung jawab dari perusahaan media tempat jurnalis berkarya. Selain itu, pemberian THR kepada jurnalis bisa masuk dalam kategori suap. 

Editor: Malika

  • wartawan berburu THR
  • threat to internet users
  • Tunjangan hari raya
  • wartawan gadungan cari THR

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • kocu9 years ago

    Dijakarta wartawan bodrek juga banyak. Tiap hr nongkrong di balaikota n kantor dinas, modal kamera pulpen sm kertas.