NUSANTARA

Rusun Gusur Kampung Kumuh

"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menata kampung kumuh yang jumahnya 309 RW. Kawasan kumuh tersebut rencana akan dibangun rumah susun (rusun) dan ruang terbuka hijau. Bahkan, ada rencana untuk membangun 200 rusun di Jakarta, untuk merelokasi warga di "

green radio

Rusun Gusur Kampung Kumuh
rumah susun, jakarta

KBR68H, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menata kampung kumuh yang jumahnya 309 RW. Kawasan kumuh tersebut rencana akan dibangun rumah susun (rusun) dan ruang terbuka hijau. Bahkan, ada rencana untuk membangun 200 rusun di Jakarta, untuk merelokasi warga di kampung kumuh agar mendapat tempat hunian yang layak.

Juru bicara Urban Poor Consortium (UPC) Edi Saidi mengatakan, usaha yang dilakukan Pemprov DKI patut diapresiasi. Namun ini bukan satu-satunya cara untuk merelokasi warga di kawasan kumuh.

“Salah satunya dengan mendata. Apakah memiliki KTP setempat dan data lainnya. Sehingga lewat data itu diperlukan untuk acuan dasar ketika warga itu dipindahkan ke rusun. Dari data itu pula bisa membangun berapa kebutuhan bagi warga, misalnya warganya 1000 jangan dibangun 500. Dan proses penyeleksian dilakukan oleh warga yang akan ditempatkan di rusun itu, sehingga praktik salah sasaran bisa dihindari.” ujarnya.

Selain membangun rusun di atas bekas kawasan pemukiman kumuh, Pemprov DKI Jakarta juga akan mengubah kawasan tersebut menjadi ruang terbuka hijau (RTH). Ini dilakukan dengan harapan agar kepadatan penduduk di kawasan kumuh nantinya akan berkurang. Jakarta juga jadi terlihat rapi.

Penataan kawasan kumuh di ibukota akan dilakukan Pemprov DKI terhadap 360 kampung secara bertahap. Setiap tahun, akan ada 100 kampung yang akan ditata dengan anggaran sebesar Rp 30 miliar hingga Rp50 miliar per kampung.

Sumber: Green Radio  

Editor: Antonius Eko

  • rumah susun
  • jakarta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!