BERITA

Bentrok Antitambang, Bupati Bengkulu: Kami Minta Provinsi Sikapi

"Ia mengatakan kewenangan cabut izin saat ini berada di Pemprov Bengkulu. "

Sasmito

Bentrok Antitambang, Bupati Bengkulu: Kami  Minta  Provinsi Sikapi
Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli. Foto: pemda.bengkulutengahkab.go.id

KBR, Jakarta- Bupati Bengkulu Tengah Ferry Ramli  meminta   Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menindaklanjuti konflik di Kecamatan Merigi Kelindang antara warga dengan PT Cipta Buana Seraya (CBS). Termasuk soal izin perusahaan tambang batubara tersebut. Ia mengatakan kewenangan cabut izin saat ini berada di Pemprov Bengkulu. 

"Itu kan kewenangan Provinsi karena kejadian kemarin. Bahkan kami sudah meminta ke pemerintah provinsi untuk menyikapi hal ini," jelas Ferry Ramli saat dihubungi KBR.

Sementara terkait dugaan manipulasi pemberian izin PT CBS, Ferry mengaku belum mengetahui.

"Belum ada," jawabnya melalaui pesan pendek. 

Sebelumnya, proses perizinan perusahaan tambang batubara PT Citra Buana Seraya (PT CBS) di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu diduga ada manipulasi dokumen.

Manipulasi dokumen diduga dimulai dari tingkat desa dan kecamatan sebagai syarat untuk mendapatkan izin sistem tambang bawah tanah di Desa Lubuk Unen dan Desa Susup Kecamatan Merigi Sakti Kabupaten Bengkulu Tengah. Anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Tengah, Tarmizi mengatakan dari dokumen yang diterima DPRD kabupaten Bengkulu, ditemukan banyak kejanggalan data surat menyurat perusahaan. 

Tarmizi mengatakan beberapa kejanggalan di antaranya adanya persetujuan izin lingkungan dari masyarakat, persetujuan Kepala Desa dan Camat setempat. DPRD meragukan keabsahan dokumen tersebut. 

Sabtu (11/06)  sekira 500 warga dari 7 Desa dari 2 kecamatan Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu berunjukrasa menolak sistem tambang bawah tanah perusahaan batu bara  milik PT Citra Buana Seraya. Ketika di depan pintu gerbang, warga mendengar letusan tembakan. Warga kemudian panik dan melakukan perlawanan yang berujung bentrok dengan kepolisian.  

Sejumlah warga tertembak saat melakukan demo. Diketahui 9 warga tertembak peluru karet aparat.  Mereka adalah Marta (kondisi masih kritis di rumah sakit karena luka tembak menembus perut), Indra Jaya (luka paha kiri), Dahir (luka punggung belakang), Put (cidera sendi paha kanan), Jaya (luka kaki kanan), Saiful (luka dada kiri), Yudi (luka serius), Alimuan (luka serius), Badrin (luka serius) serta 1 orang mengalami luka memar akibat dipukul bernama Ade.  

Aksi penolakan terhadap rencana sistem tambang bawah tanah dari PT CBS sudah 3 kali dilakukan warga Kecamatan Merigi Sakti dan Kecamatan Merigi Kelindang. Mereka khawatir sistem tersebut akan merusak lingkungan dan berdampak buruk terhadap masyarakat di sekitar tambang. 


Editor: Rony Sitanggang 

  • Bengkulu Tengah
  • tambang batubara
  • tambang PT CBS

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!