BERITA
Penyandang Disabilitas Tak Dilibatkan, Jalur Pemandu Minim
"Hal ini dikarenakan, pada proses pembangunannya, pemerintah setempat tidak melibatkan kelompok disabilitas untuk dimintai pendapatnya."
Arie Nugraha
KBR, Bandung- Kelompok disabilitas menyebutkan Kota Bandung minim jalur
pemandu bagi penyandang serupa. Hal ini dikarenakan, pada proses
pembangunannya, pemerintah setempat tidak melibatkan kelompok
disabilitas untuk dimintai pendapatnya.
Menurut juru bicara Ikatan Alumni Wyataguna Kota Bandung, Suhendar,
jalur pemandu untuk kelompok disabilitas yang dibuat dengan warna kuning
dan bertekstur kasar ini di tengah trotoar ini, keberadaannya menjadi
kurang fungsional.
"Dibilang tidak berguna ya tidak tapi lebih cenderung salah kaprah.
Artinya, seperti contoh dijalur-jalur Pajajaran dibuat guiding blok
(jalur pemandu) tapi di tengah-tengah guiding blok sendiri ada pohon,
ada beberapa tiang pancang bendera. Dan kalau misalkan kita menelusuri
jalur tersebut, bahkan malahan kita akan menabrak atau berbenturan
dengan benda-benda tersebut," ujarnya kepada KBR di Wyataguna,
Bandung, Selasa (16/6/2015).
Juru bicara Ikatan Alumni Wyataguna Kota Bandung, Suhendar mengatakan,
malahan di Jalan Pasirkaliki, keberadaan jalur pemandu ini di tengah-tengahnya berdiri sebuah pos penjagaan dan pengaturan lalu lintas
kepolisian. Dia menyebutkan, jalur pemandu yang keberadaannya dinilai
tidak ramah bagi kelompok disabilitas yaitu di Jalan Asia Afrika dan
Dalem Kaum, Bandung.
Selain itu Suhendar juga menyebut keberadaan jalur pemandu yang
ada, tidak sesuai atau menyalahi peraturan daerah Kota Bandung No 10
tahun 2010 tentang hak dan kewajiban upaya perlindungan kesejahteraan
sosial, bagi penyandang cacat menyangkut sarana-sarana publik yang
harus disiapkan oleh pemerintah.
Editor: Dimas Rizky
- disabilitas
- Bandung
- jalur
- pemandu
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!