BERITA

BKSDA Kalteng Tengah Identifikasi Pelaku Pemanggangan Orangutan

"Seekor Orangutan (Pongo pygmeaus) dibunuh dan dipanggang di atas tumpukan kayu bakar menggegerkan media sosial. "

Alex Gunawan

Seorang Warga sedang memanggang Orang Utan. Foto: KBR/Alex Gunawan
Seorang Warga sedang memanggang Orang Utan. Foto: KBR/Alex Gunawan

KBR, Pangkalan Bun - Foto pemanggangan Orangutan (Pongo pygmeaus) di atas tumpukan kayu bakar menggegerkan media sosial. Tiga foto sadis itu diunggah oleh pemilik akun bernama 'Polo Panitia Hari Kiamat.' Gambar-gambar sadis mendapat kecaman dari sejumlah aktivis lingkungan dan pecinta satwa.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Kalteng Hartono saat dihubungi KBR, Selasa (23/6/2015) malam, mengatakan pihaknya saat ini sudah berkoordinasi dengan Polres Kobar untuk mengidentifikasi orang dan plat nomor kendaraan yang ada di foto tersebut.

"Perkembangannya, tadi hari ini kita sudah melakukan pulbaket pertama kami koordinasi dengan pihak kepolisian untuk identifikasi KH 5963 GC yang terlihat di situ (foto). Kita sudah identifikasi yang punya orang Kumai, kita sudah datangi ke rumah tapi yang bersangkutan tidak ada di tempat," kata Hartono.


Ia melanjutkan meski akun facebook Polo Panitia Hari Kiamat itu sudah non aktif. Namun pihaknya punya bukti-bukti screen capture dari dari akun facebook tersebut.


Dihubungi terpisah, Field Director Orangutan Foundation International (OFI) Fajar Dewanto mengatakan aparat penegak hukum harus serius menangani dugaan terjadinya pembunuhan orangutan ini. Tindakan ini melanggar Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan juga Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Editor: Malika

  • orang utan dimakan
  • orang utan dibakar
  • panggang orang utan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • Badru9 years ago

    Sadis, Smoga aparat yg berwenang serius mencari pelakunya dan cepat tertangkap.