BERITA

Antisipasi Kepadatan, PT KAI Pangkas Waktu Transaksi Loket

"Pertengahan Juli 2015 mendatang, PT KAI memaksimalkan channel eksternal dan pembelian tiket online."

Muhamad Ridlo Susanto

Antisipasi Kepadatan, PT KAI Pangkas Waktu Transaksi Loket
Penumpang naik kereta api. Foto: Muhammad Ridlo KBR

KBR, Banyumas  – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 5 Purwokerto memangkas waktu pelayanan pembelian tiket di loket stasiun mulai 1 Juli 2015 mendatang. Hal ini sekaligus untuk mengantisipasi kepadatan di dalam stasiun menjelang dan selama arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri. Pertengahan Juli nanti, PT KAI memaksimalkan channel eksternal dan pembelian tiket online.

Juru Bicara PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono mengatakan PT KAI Daop 5 membatasi waktu pembelian di loket stasiun menjadi pukul 09:00 hingga 16:00 WIB. Pembelian tiket di loket stasiun di luar jam tersebut juga dibatasi hanya untuk keberangkatan langsung hari itu (Go Show). Sebelumnya, pembelian tiket bisa dilakukan antara pukul 07:00 – 21:00 WIB.

"Penjualan tiket eksternal ini kan sudah tersebar secara luas. Masyarakat dan calon penumpang bisa mendapatkan di tiket di agen, gerai, minimarket, kantor pos, dan lewat internet sangat mudah. Sehingga kami menganggap perlu mengurangi waktu pelayanan pembelian lewat loket stasiun untuk menghemat waktu dan mengurangi kepadatan," kata Surono (18/6/2015).

Surono menambahkan kebijakan ini juga untuk lebih memaksimalkan pemesanan tiket melalui channel- channel eksternal, internet, Contact Center 121 serta aplikasi smartphone (KAI Access dan Padiciti).

Saat ini, lebih
dari 10 ribu outlet minimarket dan 260 agen telah melayani pemesanan tiket KA. Sementara pemesanan tiket melalui Contact Center 121 milik PT KAI saat ini dilayani dengan 188 line, yang terdiri dari 180 line digital dan 8 line analog. 

  • Tiket Kereta Api
  • PT KAI
  • Penjualan tiket eksternal
  • tiket online kereta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!