KBR, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan ketersediaan air di 41 waduk di wilayahnya tercukupi selama musim kemarau 2023.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jateng, Eko Yunianto mengungkapkan dari 41 waduk 9 diantaranya memiliki kapasitas daya tampung air yang cukup besar.
"Ketersediaan air waduk sampai pertengahan Mei 2023 perbandingan relatif dari 5 tahun lalu sekarang bisa dibilang terjamin jika dibandingkan pada tahun 2019 hingga 2021, artinya sekarang relatif tercukupi," ungkap Eko di Semarang, Jumat (26/05/23).
Baca juga:
- Serikat Petani Minta Benih Padi Tahan Kekeringan Segera Didistribusikan
- Pengamat: Antisipasi El Nino, Siapkan Asuransi Gagal Panen untuk Petani
Kepala Dinas Pusdataru Jateng, Eko Yunianto menjelaskan, ketersediaan air dari puluhan waduk yang tersebar di 35 kabupaten/kota Jawa Tengah diperuntukkan mengaliri lahan pertanian selama musim tanam kedua pada April hingga Agustus 2023 mendatang.
"Air dari waduk memang diprioritaskan untuk musim tanam kedua," jelasnya.
Lebih jauh, Eko meminta petani mempersiapkan pembibitan benih serta mematuhi aturan pengairan yang telah disepakati bersama Pusdataru. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pengairan selama masa tanam.
"Semoga petani juga mentaati kesepakatan yang sudah dibuat saat rapat koordinasi dan rutin mengevaluasi pengairan lahan pertanian,"imbuhnya.
Ancaman Gagal Panen
Pada penjelasan berbeda, Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Rusli Abdullah mengingatkan bahwa el nino dapat mengancam petani gagal panen. Terutama pada lahan sawah yang tidak ada irigasi teknis atau teririgasi oleh waduk dan embung.
Baca juga:
Rusli meminta pemerintah melakukan pemetaan wilayah-wilayah mana yang panennya diperkirakan akan bagus, maupun yang gagal.
"Dari pemetaan wilayah ini pemerintah bisa mengantisipasi mitigasi risiko nanti di bulan-bulan April, Mei Juni juli hingga Agustus. Masyarakat yang panennya tidak optimal dan yang optimal karena pengaruh irigasi teknis dan nonteknis. Atau bahkan gak ada irigasi," kata dia kepada KBR (11/4/23)
Dengan pemetaan itu, kata Rusli, pemerintah bisa mengontrol gejolak harga beras di daerah-daerah yang hasil panennya gagal. Menurutnya pemerintah bisa mendistribusikan beras cadangan pemerintah ke daerah-daerah tersebut.
Selain itu, Rusli mendorong pemerintah memasifkan penyuluh pertanian supaya efektif memberi informasi dan membantu para petanimengantisipasi ancaman-ancaman yang berpotensi merugikan dan membuat petani gagal panen.
Editor: Muthia Kusuma Wardani