BERITA

Warga Miskin di Kupang Mulai Didata

"Data tentang warga miskin terbaru ini, kata Eli Wairata akan dikirim ke kantor Wakil Presiden. "

Silver Sega

Warga Miskin di Kupang Mulai Didata
ilustrasi BPS. Foto: Antara

KBR, Kupang- Pemerintah Kota Kupang Nusa Tenggara Timur meminta para lurah di kota itu membantu petugas dari Badan Pusat Statistik - BPS- mendata warga miskin di Kota Kupang. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah -Bappeda- Kota Kupang Eli Wairata mengatakan, peran para lurah serta para ketua RT - RW, tokoh agama, sangat penting dalam pendataan warga miskin. Menurut Eli Waiata, petugas BPS tidak mengetahui kondisi warga yang miskin dan tidak miskin.

"Partisipasi dari para lurah, dan semua RT, tokoh agama, tokoh masyarakat, supaya jangan sampai ketika pendataan terjadi, beliau-beliau tidak hadir dalam forum partisipasi pada tingkatan yang sudah diatur. Ini ada yang tercecer. Bisa saja data yang tahun 2011, itu ada yang mungkin harus keluar, karena bukan orang miskin. Dan mungkin muncul orang baru, jadi hati-hati seperti itu. Seorang punya rumah tanah. Rumah tanah boleh dikatakan miskin. Ternyata dia punya sapi 70 ekor di luar. Ini berarti bukan miskin. Ini yang tahu kan bapa lurah dan aparatur, orang statistik sonde (tidak) tahu," kata Eli Wairata di Kupang, Rabu (27/5/2015). 

Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah - Bappeda - Kota Kupang Eli Wairata menambahkan, yang mendata warga miskin tidak hanya dari BPS, tetapi juga Badan Koodinasi Keluarga Berencana Nasional - BKKBN, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, serta beberapa dinas lainnya. Data-data tersebut, kata dia, akan dipadu, sehingga menjadi data yang utuh. Data tentang warga miskin terbaru ini, kata Eli Wairata akan dikirim ke kantor Wakil Presiden. Dia belum tahu apakah ada penambahan warga miskin di Kota Kupang atau tidak. Jumlah warga miskin di Kota Kupang saat ini 436 ribu lebih.

Editor: Malika

  • Kupang
  • BPS
  • Data
  • Warga Miskin

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!