NUSANTARA

Sultan: Geng Motor Tak Sesuai Peradaban Yogyakarta

"Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut geng motor tidak pantas berada di DIY, karena keberadaannya tidak sesuai dengan peradaban yang telah terbangun di wilayah tersebut."

radio star jogja

Sultan: Geng Motor Tak Sesuai Peradaban Yogyakarta
sultan, geng motor, yogyakarta

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyebut geng motor tidak pantas berada di DIY, karena keberadaannya tidak sesuai dengan peradaban yang telah terbangun di wilayah tersebut.

“Masak di Kota Pelajar ada geng motor. Itu tidak cocok dengan peradaban yang ada,” kata Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.

Sultan berharap, sejumlah pihak terkait bisa saling berkoordinasi untuk menangani keberadaan geng motor, sehingga tidak lagi meresahkan masyarakat.

Pada pertengahan bulan, terjadi pelemparan bom molotov di Pos Satpam SMK Negeri 3 Jogja oleh sekelompok pelajar yang mengendarai sepeda motor. Akibat aksi tersebut, seorang anggota Kepolisian Sektor Jetis mengalami luka bakar dan harus dirawat di rumah sakit.

Setelah insiden tersebut, Kepolisian Resor Kota Jogja kemudian menetapkan empat tersangka pelemparan bom molotov. Motif pelemparan bom molotov tersebut adalah untuk balas dendam.

Namun demikian, penyerangan yang dilakukan geng motor kembali terjadi di Kota Jogja pada Minggu (19/5) dini hari yang mengakibatkan dua remaja mengalami luka memar.

Kedua remaja yang sedang bersantai di sebuah warung tersebut dipukuli oleh sekelompok orang yang mengendarai belasan sepeda motor.Warga setempat sempat mengamankan dua anggota geng motor yang melakukan penyerangan dan keduanya diketahui masih berstatus sebagai pelajar SMK.

Sebelumnya, Walikota Jogja, Haryadi Suyuti mengatakan, menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut ke kepolisian karena tindakan yang dilakukan tersebut sudah melanggar hukum.

Sumber: Star Jogja  

Editor: Antonius Eko

  • sultan
  • geng motor
  • yogyakarta

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!