NUSANTARA

BPLS: Sewaktu-waktu Tanggul Lumpur Lapindo Bisa Jebol

"Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) kerepotan menangani luapan lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur. Padahal saat ini endapan lumpur sudah hampir menyentuh bibir tanggul."

Agus Lukman

BPLS: Sewaktu-waktu Tanggul Lumpur Lapindo Bisa Jebol
lumpur lapindo, jawa timur, BPLS

KR68H, Jakarta - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) kerepotan menangani luapan lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur. Padahal saat ini endapan lumpur sudah hampir menyentuh bibir tanggul.

Juru bicara BPLS Nanto Prasetyo mengatakan BPLS sulit mengeruk lumpur karena dihalang-halangi warga. Warga itu menolak pengerukan lumpur jika ganti rugi korban tidak segera dilunasi PT Minarak Lapindo

“Beberapa minggu belakangan curah hujan masih tinggi di daerah sini. Kondisi awal endapan lumpur sudah cukup tinggi. Kami khawatir ada tambahan debit air hujan, akan muncul bencana baru berupa tanggul luber atau tanggul jebol. Makanya kami mencoba melakukan pencegahan, dengan mengoperasikan kapal keruk. Kami tidak bisa prediksi itu. Karena kami kesulitan di lapangan. Kita mau operasi sangat terbatas, banyak penolakan. Kuncinya pelunasan. Kalau dilunasi, warga tenang, dan BPLS bisa melakukan upaya pencegahan, penanganan, penanggulangan dan sebagainya,” kata Nanto.

Ju bicara Badan Penanggulangan Lumpur Lapindo Sidoarjo BPLS Nanto Prasetyo menambahkan titik tanggul yang rawan jebol ada di sekitar Porong dan Jatirejo. BPLS hanya bisa mengoperasikan beberapa kapal keruk untuk mengurangi endapan lumpur dan mengalirkan ke Kali Porong.

Pada 29 Mei besok merupakan tepat tujuh tahun bencana semburan lumpur Lapindo. Hingga kini semburan masih terjadi dan luas daerah yang tertutup lumpur mencapai 640 hektar.

Editor: Antonius Eko

  • lumpur lapindo
  • jawa timur
  • BPLS

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!