BERITA

Bentuk Tim Ahli, Bima Arya Tak Percaya pada Stafnya

" Pengamat Pemerintahan dari Institut Pertanian Bogor Sofyan Saf mengatakan, seharusnya Bima Arya tidak perlu melakukan hal itu. Karena hal itu justru memperlihatkan ketidakpercayaan kepada stafnya"

Rafik Maeilana

Bentuk Tim Ahli, Bima Arya Tak Percaya pada Stafnya
Walikota Bogor Bima Arya (foto: Rafik Maeilana)

KBR, Bogor - Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto membentuk dua tim khusus untuk membantu dan memantau pembangunan yang dilakukan oleh stafnya. Dua tim itu adalah Tim Percepatan Perencanaan Prioritas  Pembangunan (TP4), dan Tim Ahli Bangunan dan Gedung. Namun pengamat menilai, hal ini adalah salah satu ketidakpercayaan Bima terhadap staf dan dinasnya.

Pengamat Pemerintahan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Sofyan Saf mengatakan, seharusnya Bima Arya tidak perlu melakukan hal itu. Karena hal itu justru memperlihatkan ketidakpercayaan kepada stafnya.

"Seharusnya tidak perlu banyak tim, kalau seperti itu namanya dia (Bima Arya -red) tidak percaya kepada dinas dan stafnya," katanya saat dihubungi KBR, Kamis (9/4/2015). 

Sofyan menjelaskan, selama dibentuknya tim itu, saat ini belum terlihat ada kinerja maksimal dari TP4 maupun Tim Ahli Bangunan dan Gedung. Dan hal itu, kata dia, malah bisa menjadi bomerang buat walikota sendiri.

Menurut dia, seharuanya Bima Arya membentuk satu tim saja untuk mengevaluasi kinerja dinas. Namun bukan untuk membuat program pembangunan.

"Kan kalau buat program pembangunan ada dinas tersendiri, seperti Bappeda," tandasnya.

Dua tim itu diisi oleh para ahli di bidangnya. Salah satunya pengamat tata kota Yayat Supriyatna. Ia dipilih Bima Arya untuk memimpin TP4. Tim ini dibentuk selang satu minggu setelah Bima Arya dilantik. 

Lalu di Tim Ahli Bangunan dan Gedung, Bima Arya menempatkan salah satu ahli lainnya dari IPB yakni Ernan Rustandi. 

Editor: Antonius Eko 

 

  • Bima Arya
  • Bogor

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!