BERITA

Razia di Lapas Rajabasa, Tiga Petugas Positif Konsumsi Narkoba

"Kepala Lapas Rajabasa, Bandarlampung, Kunto Wiryanto menyebut tiga petugasnya diboyong Direktorat Narkoba Polda Lampung lantaran terbukti positif mengonsumsi narkoba. "

Eni Muslihah

Razia di Lapas Rajabasa, Tiga Petugas Positif Konsumsi Narkoba
Tes urine oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Antara Foto

KBR, Lampung - Kepala Lapas Rajabasa, Bandarlampung, Kunto Wiryanto menyebut tiga petugasnya diboyong Direktorat Narkoba Polda Lampung lantaran terbukti positif mengonsumsi narkoba. Hal itu diketahui pasca inpeksi mendadak yang dilakukan petugas Dit Narkoba.

“142 orang karyawan dan karyawati saya juga siap. Ini ada yang berjalan harapan saya yang saya curigai nanti ada pembinaan dan satu karyawan sedang dilakukan pengembangan lebih lanjut apakah petugas tersebut hanya pengguna saja atau juga pengedar atau pemakai narkoba yang ada di lapas,” kata Kepala Lapas Rajabasa, Bandarlampung, Kunto Wiryanto kepada wartawan, Rabu, 23/3/2016.


Sebelumnya sebanyak 142 petugas Lapas Kelas I Rajabasa Bandarlampung sebelumnya mengikuti tes urine. Tiga petugas diketahui positif narkoba. Ketiganya berinisial AA, RY dan AA. Mereka terancam diberhentikan tidak hormat jika terbukti sebagai pengedar narkoba.


Selain petugas, tim gabungan dari Polda Lampung, BNN dan Kanwil Hukum dan Hak Asasi Manusia juga melakukan tes urine terdapat tahanan. Hasilnya, dari 54 penghuni lapas yang diperiksa, 37 di antaranya dinyatakan positif masih mengkonsumsi narkoba.


Bahkan petugas juga menemukan barang bukti berupa sabu, timbangan, HP 50 unit, 52 kartu perdana dan rekening dengan total transaksi Rp2,9 miliar. Petugas masih mendalami pemilik serta penggunaan transaksi rekening tersebut




Editor: Quinawaty Pasaribu

 

  • razia narkoba
  • Lapas Rajabasa
  • Bandarlampung
  • Kepala Lapas Rajabasa
  • Kunto Wiryanto

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!