BERITA

Puluhan Pengrajin Gelar Bandung Crafter Van Java

"Ketua Pelaksana Bandung Crafter Van Java, Lina Amalia mengatakan, pameran tersebut bertujuan untuk mempertemukan para pengrajin, sekaligus untuk menjual produk mereka kepada pembeli."

Arie Nugraha

Puluhan Pengrajin Gelar Bandung Crafter Van Java
Berbagai kerajinan tangan atau craft di pajang oleh peserta Craft Van Java di Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung, Minggu (6/3). Foto Arie Nugraha

KBR, Bandung - Sebanyak 34 pelaku kerajinan tangan memamerkan hasil karyanya dalam gelaran Bandung Crafter Van Java di Gedung  Indonesia Menggugat (GIM), Kota Bandung.

Ketua Pelaksana Bandung Crafter Van Java, Lina Amalia mengatakan, pameran tersebut bertujuan untuk mempertemukan para pengrajin, sekaligus untuk  menjual produk mereka kepada pembeli.


"Tercetuslah ide kenapa ya kita tidak pernah menggelar event yang bukan di dunia maya," kata Lina di Bandung, Minggu (6/3).


Lebih lanjut, Lina Amalia menambahkan Crafter Van Java ini berawal dari komunitas pengrajin yaitu Ramu Ramo Rame yang eksis di dunia media sosial. Para anggota komunitas itu kemudian ingin memamerkan karyanya secara langsung kepada para penggemar kerajinan tangan hingga lahirlah pameran ini.


Dia berharap kegiatan ini bisa membuka mata para crafter, bahwa membuat kerajinan tangan tak hanya sekadar hobi. Namun, kerajinan tangan mempunyai potensi untuk dijual dan dikembangkan.


Untuk diketahui, Bandung Crafter Van Java  digelar selama tiga hari ini dari 3 - 6 Maret 2016. Selain pameran, beberapa kegiatan lain juga digelar dalam acara ini. Diantaranya workshop gratis, talk show, tips dan trik praktis terkait kerajinan tangan dan sekaligus untuk mensosialisasikan Bandung Sejuta Bunga.


Editor : Sasmito Madrim 

  • Bandung Crafter Van Java
  • Kerajinan Tangan
  • Gedung Indonesia Menggugat
  • Bandung

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!