NUSANTARA

Ahok Telusuri Iklan di Tiang Monorel

"Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan menunggu hasil evaluasi dari perizinan iklan di ting-tiang Monorail bulan depan. Dia mengaku telah berkoordinasi dengan dinas pajak untuk menelusuri penanggung jawab pemasangan iklan oleh Pariw"

Novaeny Wulandari

Ahok Telusuri Iklan di Tiang Monorel
ahok, monorel, iklan

KBR68H, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan menunggu hasil evaluasi dari perizinan iklan di ting-tiang Monorail bulan depan. Dia mengaku telah berkoordinasi dengan dinas pajak untuk menelusuri penanggung jawab pemasangan iklan oleh Pariwara Billboard. 


Kata dia, melalui dinas pajak ini akan diketahui orang-orang yang menerima keuntungan dari pemasangan iklan di tiang-tiang monorel tersebut.


"Bayar pajak ke dinas pajak, aku sudah cek. Izin nggak izin itu Jakarta, Jakarta lo minta izin. Saya tanya ke Pak Iwan, kenapa belum ada izin kamu kasih. Oh itu tugas kami pak, ngelempar pajak tidak tertagih kami minta. Kalau nanti dia tidak dapat izin restusi kita kembalikan. Peraturannya begitu, hukum Perdanya. Ini persoalannya ada di Asbag, persoalan semua iklan ada di Asbag," kata Ahok di Balai Kota.


Sebelumnya Pariwara Billboard membenarkan adanya kotrak sewa untuk pemasangan iklan di tiang monorel bersama dengan PT. Jakarta Monorail. Rata-rata per tahun Pariwara Billboard mengkomersilkan 35 tiang di daerah Gelora Bung Karno dan juga Kuningan. 


Direktur Pariwara Billboard, Putra Fajar mengaku menyewa tiang tersebut dari PT JM. Dia mengira PT JM sebagai pemilik tiang-tiang tersebut, bukan PT Adhi Karya. Forum Indonesia untk Transparansi Anggaran FITRA menengarai, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerima uang gelap melalui Dinas Pelayanan Pajak DKI. Pasalnya, tak ada yang memberikan izin pemasangan iklan di tiang monorel.


Editor: Antonius Eko 

  • ahok
  • monorel
  • iklan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!