KBR, Banyuwangi - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengingatkan sebagian besar wilayah di Jawa Timur, terancam pergerakan tanah.
Kepala Bidang Gerakan Tanah PVMBG, Agus Budianto mengatakan, penyebab pergerakan tanah itu sendiri disebabkan meningkatnya intensitas curah hujan di Februari ini.
“Pada bulan Februari ini nantinya potensinya akan tinggi, dampak yang paling berat adalah mereka tertimbun tanah. Karena sudah terjadi di setiap lokasi di Indonesia. Karena kita bicara gradien kemiringan, maka ketinggian 2 sampai 3 meter saja di daerah dataran akan bermasalah,” katanya saat dikonfirmasi KBR melalui telepon di Banyuwangi, Kamis (3/2/2022).
Agus melanjutkan, dampak yang akan ditimbulkan dari adanya pergerakan tanah itu di antaranya, kerusakan bangunan, rumah, gedung dan infrastuktur jalan putus hingga tanah longsor.
Sedangkan untuk potensi kerentanan tanah masih beragam, mulai tingkat menengah hingga tinggi, dan tergantung topografi wilayah.
"Potensi keragaman tersebut tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur, baik dataran tinggi maupun dataran rendah," jelas dia.
PVMBG, kata Agus, telah mengeluarkan peta prakiraan wilayah potensi terjadinya gerakan tanah di Jawa Timur pada Februari 2022.
"Masyarakat harus memahami indikator kejadian gerakan tanah. Sebab gerakan tanah merupakan bencana yang bisa diprediksi," pungkas Agus Budianto.
Pilihan Editor:
- Cegah Mafia Tanah, Camat: Pembelian Tanah di IKN Nusantara Harus Jelas Peruntukannya
- Masa Karantina Dipotong Lagi, Epidemiolog: Pemerintah Tak Komitmen Kendalikan Covid-19
Sementara itu, Sekretaris BPBD Banyuwangi, Mujito membenarkan potensi terjadinya gerakan tanah di 19 kecamatan tersebut. Saat ini BPBD terus melakukan mitigasi dan sosialisasi kepada masyarakat yang ada di daerah itu.
"Sehingga diharapkan jika ada tanda-tanda terjadinya pergerakan tanah, masyarakat diminta segera menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman," tambahnya.
Editor: Kurniati Syahdan