NASIONAL

Rencana Penghapusan Premium dan Pertalite, Ini Kata Pertamina

"Jadi pertalite ini masih ada di pasar, jadi silakan. Tapi kami mendorong agar menggunakan lebih baik yakni pertamax."

Dwi Reinjani

Rencana Penghapusan Premium dan Pertalite, Ini Kata Pertamina
Ilustrasi petugas sedang melayani pengisian bahan bakar. (Foto: Setkab)

KBR Jakarta - Pemerintah berencana menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan pertalite pada 2022. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, rencana tersebut telah tercetus sejak 2017 lalu, mengikuti ketentuan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P20/Menlhk/Setjen/Kum13/3/2017 terkait Baku Mutu Emisi Gas Buangan.

Dalam aturan itu, direkomendasikan menjual BBM dengan minimum oktan 91 untuk mengurangi karbos emisi. Premium merupakan produk BBM dengan oktan 89 dan pertalite oktan 90.

"Satu adalah ketentuan dari Ibu Menteri KLH 2017 ini ada ketentuan untuk mengurangi karbon emisi. Maka direkomendasikan agar BBM yang dijual itu adalah minimum ron 91. Jadi ini dasarnya. Nah kita melihat bahwa bagaimana tahapan yang dilakukan karena Bapak Presiden sendiri mengatakan bahwa harus melihat juga aspek lain dalam implementasinya. Satu adalah mengenai affordability (keterjangkauan) yang kedua adalah kesiapan dari suplai Pertamina itu sendiri," ujar Nicke, kepada wartawan di Istana Wakil Presiden, Selasa (28/12/2021).

Guna mencapai harapan tersebut, Nicke mengatakan, Pertamina sejak 2020 telah melakukan program Langit Biru. Program itu bertujuan untuk mendorong masyarakat beralih menggunakan pertalite dari premium yang oktannya lebih rendah.

Baca juga: Wacana Penghapusan Premium, Menteri ESDM: Harga Sama dengan Pertalite

Program ini menurut Nicke, membangkitkan kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan.

"Untuk mendorong hal itu Pertamina juga memberi subsidi atau potongan harga pertalite saat itu dengan menjualnya dengan harga premium di beberapa daerah. Dengan begitu selama Juni 2020 sampai dengan hari ini karbon emisi yang berhasil kita turunkan adalah 12 juta ton CO2 ekuivalen," ujarnya.

Kendati demikian, saat ini penjualan pertalite masih ada di pasaran. Namun Pertamina mendorong agar masyarakat segera beralih ke pertamax yang lebih baik dan membantu upaya penurunan emisi karbon.

"Tapi tidak ada kebijakan hari ini yang untuk menghapuskan pertalite. Itu tidak ada. Jadi ini kembali lagi kami ingin adalah lebih ke edukasi. Edukasi ke masyarakat. Karena nanti kita akan merasakan sama-sama manfaat dari program Langit Biru ini. Jadi pertalite ini masih ada di pasar, jadi silakan. Tapi kami mendorong agar menggunakan lebih baik yakni pertamax. Supaya kita bisa memberikan kontribusi terhadap penurunan karbon emisi di Indonesia," ucapnya.

Editor: Wahyu S.

  • penghapusan premium
  • bbm pertalite
  • Pertamina

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!