NASIONAL

Pengamat: Golkar Dapat Keuntungan dari Korupsi yang Dilakukan Atut

"KBR68H, Jakarta - Partai Golkar tak bisa lepas tangan atas kasus yang membelit kadernya, Ratu Atut Chosiyah dalam dugaan suap Pemilukada Lebak, Banten."

M Irham

Pengamat: Golkar Dapat Keuntungan dari Korupsi yang Dilakukan Atut
pengamat, golkar atut, korupsi

KBR68H, Jakarta - Partai Golkar tak bisa lepas tangan atas kasus yang membelit kadernya, Ratu Atut Chosiyah dalam dugaan suap Pemilukada Lebak, Banten. Sebab selama ini, partai berlambang beringin itu mendapat keuntungan, baik finansial maupun politik di Banten lewat Gubernur Ratu Atut. Pengamat Politik Banten, Gandung Ismanto mengatakan, kekuasaan Partai Golkar melalui dinasti Atut telah berlangsung bertahun-tahun.

"Faktanya, pascapemilu 2009, dalam konteks dinasti Atut, seluruh anggota keluarganya, bisa duduk di dalam jabatan-jabatan politik. Jadi kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPR, DPRD, DPD, dan tentu saja mereka lumbung uang untuk Partai Golkar. Kapitalisasi politik itu memaksa parpol untuk membutuhkan amunisi yang sangat besar, sehingga pertempuran politik untuk kekuasaan semata-mata dilakukan untuk menguasai sumber daya negara, untuk menghidupi parpol," kata Gandung saat Sarapan Pagi bersama KBR68H.

Partai Golkar tetap mempertahankan Atut Chosiyah sebagai pengurus partai meski gubernur Banten itu sudah ditetapkan sebagai tersangka korupsi Pemilukada Lebak. Atut kembali memenangkan konstentasi politik pada pemilu gubernur 2011 dengan Partai Golkar sebagai kendaraannya.

Tim kuasa hukum Gubernur Banten Atut Chosiyah menyatakan kliennya siap ditahan KPK. Atut menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap sengketa Pilkada Lebak Banten di Mahkamah Konstitusi. Kuasa hukum Atut, Tubagus Sukatma mengatakan, penahan bisa dilakukan bila berkas penyelidikan KPK sudah siap untuk disidangkan. Sukatma mengklaim, juga saat ini kliennya berada di Jakarta.

Editor: Doddy Rosadi

  • pengamat
  • golkar atut
  • korupsi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!