Article Image

NASIONAL

Karyawan (Nggak) Bisa Kaya, Masa sih?

KBR, Jakarta - Ekonomi mulai masuk masa rebound alias bergerak naik mengikuti pelonggaran pembatasan sosial. Selama dua tahun era pagebluk ini, banyak orang mengencangkan ikat pinggang dengan memangkas atau menunda pengeluaran.

Perbaikan ekonomi memberi harapan bagi peningkatan pendapatan, sehingga amunisi untuk keperluan belanja dan konsumsi pun makin besar. Namun, kalangan pekerja dengan sumber penghasilan tunggal, yakni gaji bulanan, bisa jadi bakal diliputi rasa galau.

Pasalnya, tidak semua keinginan langsung dapat dieksekusi, mengingat laju pemulihan ekonomi cenderung lamban karena masih dibayangi pandemi.

"Mungkin bonusnya akan baru dirasakan 1 atau 2 tahun lagi ketika kinerja perusahaan sudah balik seperti semula," kata Certified Financial Planner Dian Savitri.

Dian bilang, tak perlu membunuh mimpi-mimpi yang kemarin terpaksa ditunda karena pandemi. Beli rumah, mobil, liburan ke luar negeri atau check out semua produk wishlist di toko online? Keinginan itu bisa ditransformasi jadi semangat dan kreativitas.

"Ketika keadaan kepepet biasanya kreativitas muncul. Juga secara psikologis, orang yang sudah punya standar hidup tertentu, kalau harus diturunkan, maka bakal susah banget. Jadi, salah satu alternatifnya, kreatif untuk mencari sumber income baru," tutur Dian.

Certified Financial Planner Dian Savitri. (Foto: dok pribadi)

Sumber pendapatan baru yang Dian maksud, bukan berarti ganti profesi, tapi lebih pada mencari penghasilan tambahan (side job). Kriterianya jelas harus yang fleksibel dari hal waktu dan tempat. Opsinya beragam, mulai dari jualan online, bikin konten-konten digital yang menarik, sampai jadi ghost writer.

"Bisa juga ada pilihan menjadi afiliasi terkait dengan marketer, salah satu contohnya, misalkan bergabung sebagai agen asuransi," ungkap Dian.

Bisnis di sektor asuransi juga menarik untuk dilirik karena proteksi termasuk kebutuhan pokok. Menurut Dian, situasi pandemi bikin banyak orang melek tentang urgensi asuransi kesehatan maupun asuransi jiwa.

"Ini bukan bisnis musiman, karena proteksi adalah termasuk kebutuhan pokok," kata Dian.

Baca juga: Asuransi Kesehatan, Cermati sebelum Beli

Gencarnya literasi keuangan juga turut andil. Apalagi, jumlah kelas menengah terus tumbuh. Mereka ini kelompok yang punya minat tinggi untuk mengembangkan asetnya lewat investasi. 

"Seseorang harus punya cashflow yang sehat, kemudian punya dana darurat dan juga punya proteksi, sebelum berinvestasi," imbuhnya.

Penasaran dengan obrolan lengkapnya? Langsung cek Uang Bicara episode ke-35 ya.