Article Image

BERITA

Menangkal Asap Rokok dan Covid-19 dengan Kampung Bebas Asap Rokok

RT 001/RW 03 Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur dideklarasikan sebagai Kampung Bebas Asap Rokok. KBR/Valda Kustarini

Komnas Pengendalian Tembakau menemukan tingkat konsumsi rokok meningkat 13 persen selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Namun, hal itu tidak terjadi di RT 001 RW 03 Kebon Pala, Jakarta Timur, yang sudah ditahbiskan sebagai Kampung Bebas Asap Rokok, sejak Juli lalu. Para perokok di kampung ini justru ingin berhenti merokok. Edukasi tentang bahaya rokok menemukan momennya saat pandemi. Jurnalis KBR Valda Kustarini mengulik perjalanan RT 001 sampai menjadi kampung bebas asap rokok.

Jauhkan kami dari asap rokokmu

Tidaklah sulit mengenali wilayah RT 001 RW 03 Kebon Pala, Jakarta Timur

Stiker 'dilarang merokok di dalam rumah' terpampang di tiap kaca jendela rumah warga.

Tembok-tembok dihiasi poster dan ilustrasi tentang bahaya merokok.

Di lingkungan kampung, tak terlihat ada warga yang merokok

Pada Juli lalu, Ketua RT 001 Nur Kasim mendeklarasikan wilayahnya sebagai Kampung Bebas Asap Rokok

Inisiatif ini mendapat dukungan LSM Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA).

“Awalnya ide dari FAKTA ya kami diusulkan, bagaimana kalau kawasan ini bebas asap rokok? Kami langsung arahkan sosialisasi ke warga dengan menggunakan survei. Bagaimana kalau kawasan ini yang di rumahnya itu bebas dari asap rokok dan dari respon itu sekitar 90%. Dan sebagian ibu-ibu, bapak-bapak itu setuju kawasan ini bisa menjadi kawasan bebas asap rokok,” kata Nur Kasim.

Kawasan bebas asap rokok

Nonton bareng layar tancap jadi sarana edukasi tentang bahaya asap rokok.

Warga antusias dengan kegiatan itu, kata Anggota FAKTA Sumiyati.

“Jadi nobar kita ajak warga di sini anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, remaja untuk nonton video rokok dan asap rokok. Kita juga mengundang dari dinas kesehatan ataupun dari puskes setempat ada pertemuan di sini sosialisasi soal asap rokok. Jadi kita libatkan juga pemda setempat di sini,” ujar Sumiyati.

Sulistyawati adalah warga RT 001 yang menjadi relawan program kampung bebas asap rokok.

Ia melakukan survei dan sosialisasi dari rumah ke rumah.

“Ya ada hasilnya, ada sebagian yang total berhenti merokok. Ada yang sebagian sudah mengurangi. Yang belum bisa berhenti merokok, mereka merokoknya juga ada tempatnya tersendiri. Jadi istilahnya tertib lah gak seperti biasanya kan di dalam rumah merokok apa gitu,” tutur Sulistyawati.

Nur Kasim, Ketua RT 001 RW 03 Kebon Pala-Makasar-Jakarta Timur

Program Kampung Bebas Asap Rokok mampu membentuk kebiasaan baru bagi warga perokok seperti Imam Sujarwo.

Ia tak lagi merokok di lingkungan rumah.

Saat di tempat umum pun, ia pikir-pikir jika ingin merokok.

“Kita saling sadar sendiri kalau kita perokok. Saya sendiri perokok, kalau mau merokok menghindarlah dari banyak orang. Kecuali di suatu tempat itu banyak perokoknya kita bolehlah. Tapi kalau ada anak-anak kecil kalau bisa kita menghindar. Ibaratnya kalau banyak tamu kayak gini kita mau merokok kan gak enak, otomatis sudah berkurang. Biasanya habis 5 menit merokok, buang, merokok lagi. Berhubung ada gini kan udah berapa jam gak merokok,” kata Imam.

Ada area khusus merokok di RT 001.

Ketua RT Nur Kasim sadar tak bisa melarang orang merokok.

"Kita memberikan himbauan begitu dengan mencarikan solusi juga misalnya di pinggir kali itu, di dekat pos RT di pinggir kali kita kasih tempat duduk jadi mereka bisa bebas. Terus di sini di ambulans ada juga ruang ambulans itu kan jauh dari masyarakat ya,” ujar dia.

Warga yang merokok di luar area khusus bakal kena teguran.

Pengurus RT dan ibu-ibu dasawisma rutin patroli keliling kampung.

Di masa pandemi, mereka juga sekaligus mensosialisasikan disiplin protokol kesehatan cegah Covid-19.

“Kalau pengawasan dari pengurus RT iya, terus dari simpul dan kader-kader sering ya selama covid ini kader ini 3x seminggu, selasa-jumat-minggu kita mensosialisasikan 3M memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak kita selipkan dengan hindari merokok untuk menjaga kesehatan ya,” lanjut Nur Kasim.

Sulistyawati, warga relawan Kampung Bebas Asap Rokok

Survei Komnas Pengendalian Tembakau menunjukkan kecenderungan merokok di rumah meningkat akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Ini tak terjadi di sini.

Menurut Nur Kasim, warga perokok justru ingin berhenti merokok karena takut tertular virus Corona.

Momentum pandemi jadi sarana efektif untuk edukasi bahaya asap rokok.

“Saya lihat itu sudah mengurangi. Kedua, kita informasikan juga bahwa penyakit Covid-19 ini kan rata-rata menyerang paru ya tenggorokan. Itu penyebabnya dari konsumsi rokok. Dari sana mereka sadar kalau rokok ini mempercepat lah kalau virus ini masuk. Dari situ mereka punya kesadaran karena sudah kecanduan minimal mengurangi saja konsumsi merokok di samping juga masalah ekonomi,” jelas Nur Kasim.

Inisiatif kampung bebas asap rokok RT 001 bakal diperluas ke wilayah lain.

Anggota LSM FAKTA, Sumiyati mengatakan sudah membicarakan rencana itu dengan lurah Kebon Pala.

"Kalau dikembangkan ke tempat lain sih pak lurahnya sendiri udah meminta Fakta untuk dikembangkan ke RW 01. Tapi karena keterbatasan personel Fakta sendiri ya kita pelan-pelan saja. Kalau untuk sosialisasi ke tempat lain OK saja. Tapi kalau untuk kemudian kampung mereka jadi kampung KTR lagi kita serahkan ke warganya,” ujar Sumiyati.

Reporter: Valda Kustarini

Editor:         Ninik & Citra DP