NASIONAL

Robohnya Tembok MTsN 19 Jakarta & Pentingnya Mitigasi Bencana di Sekolah

"Menko PMK Muhadjir Effendy memastikan pemerintah akan memperbaiki bangunan sekolah MTsN 19 Pondok Labu Jakarta yang sudah berusia 25 tahun."

Heru Haetami

tembok MTsN
Suasana MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta, Jumat (7/10/2022), setelah sehari sebelumnya tembok roboh menyebabkan korban jiwa. (Foto: ANTARA/Reno Esnir)

KBR, Jakarta - Kepanikan para siswa pecah usai tembok pembatas banguan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 19 Jakarta jebol diterjang banjir. Insiden ini menewaskan tiga orang siswa serta satu siswa luka tengah menjalani perawatan rumah sakit.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji mengungkapkan saat kejadian anak-anak tangah bermain di lingkungan sekolah.

“Berdasarkan laporan dari pihak sekolah, pada saat itu turun hujan anak-anak itu sedang bermain-main di panggung yang terbuat dari semen itu. Mereka bermain air namun tiba-tiba karena posisi di cekungan yang lebih rendah dari kontur jalan yang ada di depan maupun di belakang. Pada saat terjadi hujan lebat, gorong-gorong terisi debit air besar dengan tekanan tinggi, otomatis air akan mencari tempat yang rendah. Akibatnya air itu turun ke bawah mendorong tembok yang ada di belakang sekolah sehingga menimpa anak-anak,” kata Isnawa kepada KBR, Jumat (7/10/2022).

Isnawa memastikan banjir yang menerjang sekolah di bilangan Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan itu telah berhasil ditangani.

Namun dia mengingatkan para pemilik dan pengelola gedung yang berada di daerah rawan bencana agar melakukan pemeriksaaan secara berkala.

“Sebetulnya BPBD sudah bertahun-tahun yang lalu kami mengadakan program yang namnya sekolah aman bencana. Sudah ada 243 sekolah yang kita edukasi. Jadi anak-anak dilatih bagaimana ada banjir, menghadapi gempa atau kebakaran, pertolongan pertama pada kecelakaan. Jadi sebenarnya kita sudah berjalan dan ini akan diperkuat dengan program-program yang sama ke semua sekolah. Tetapi kita mengingatkan kepada tidak hanya sekolah, pemilik gedung, siapapun yang berada di daerah rawan longsor, rawan banjir, di bantaran kali agar mengecek kondisi kekuatan bangunan maupun strukturnya. Jangan sampai ada kondisi-kondisi yang sudah tua, kondisinya suadah tidak kuat lagi kemudian akan berdampak atau terjadi banjir atau tanah longsor,” katanya.

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menyebut sebetulnya sudah ada mekanisme pemeriksaan berkala bangunan. Tanggung jawab terkait hal itu pada Direktorat Sarana dan Prasarana.

"Sebetulnya pengecekan itu kan sudah ada mekanismenya. Setiap kementerian kan ada inspektorat. Dan juga di setiap kementerian, termasuk Kemenag juga sudah ada Direktorat Sarana dan Prasarana aja pak Ditjen. Sebetulnya sudah rutin itu. Sehingga kita belum ada pikiran untuk melakukan pemeriksaan lebih menyeluruh. Ini kita anggap sebagai insiden. Insiden yang memang tak terelakkan, akibat banjir yang meluap, kemudian menekan tembok, kemudian temboknya menekan backdrop yang terbuat dari beton juga itu. Soal berikutnya nanti akan kita lihat lebih jauh. Pasti dari Kementerian Agama, karena ini langsung di bawah Kementerian Agama akan menurunkan Irjen untuk menginvestigasi, menelisik. Kita lihatlah kasusnya seperti apa," ucap Muhadjir saat meninjau MTsN 19 Pondok Labu, Jumat (7/10/2022).

Muhadjir memastikan pemerintah akan memperbaiki bangunan sekolah MTsN 19 Pondok Labu Jakarta yang sudah berusia 25 tahun.

Dia meminta Pemerintah DKI untuk memperluas bangunan sekolah. Selain itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat diminta memitigasi bencana sebab sekolah berada di daerah rawan banjir.

Baca juga:

SOP Penanganan Bencana di Sekolah

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai bencana yang terjadi pada jam belajar atau saat hari sekolah menimbulkan kerentanan bagi anak-anak atau peserta didik dan guru sehingga berpotensi kuat menjadi korban.

Itu sebab menurut Komisioner KPAI bidang Pendidikan Retno Listyarti penting ada standar oprasional prosedur (SOP) Penanganan di lingkungan pendidikan.

“Kelemahannya adalah memang banyak sekolah tidak memiliki SOP dalam penanganan ketika bencana. Misalnya, ini namanya sekolah aman, kalau di Jepang yang kerap gempa mereka mempersiapkan betul pendidikan kebencanaan mereka dengan cara-cara dipraktekan. Misalnya disimulasi ya secara rutin gitu. Sehingga anak-anak ngerti gitu dan enggak lupa. Jadi ketika peristiwa terjadi mereka enggak lupa. Nah di Indonesia ini nampaknya pernah dilakukan tapi tidak menjadi sebuah budaya,” kata Retno kepada KBR, Jumat (7/10/2022).

Retno mendorong Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi DKI Jakarta membantu asesmen psikologi pada korban selamat dan siswa yang menyaksikan kawan-kawannya meninggal karena tertimpa tembok yang roboh. 

Menurutnya, penting juga diberikan psikososial kepada pendidik dan peserta didik akibat musibah ini.

Editor: Agus Luqman

  • bencana banjir
  • Jakarta
  • MTsN 19 Pondok Labu
  • bencana
  • banjir

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!