BERITA

Jaga Pasokan, Pemerintah Dekati Produsen Obat Covid-19

""Diharapkan di akhir tahun ini kita sudah bisa mengetahui obat-obat mana yang kira-kira cocok untuk kondisi masyarakat kita,""

Astri Yuanasari

Ilustrasi: Petugas medis menyiapkan obat tradisional untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Tongji, Wu
Ilustrasi: Petugas medis menyiapkan obat tradisional untuk pasien COVID-19 di Rumah Sakit Tongji, Wuhan, Cina, Senin (2/3/2020). Foto: ANTARA/Reuters

KBR, Jakarta-  Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin   mulai mendekati sejumlah produsen farmasi global yang tengah memproduksi obat untuk pasien Covid-19. Budi menyebut, salah satunya adalah perusahaan farmasi Merck yang tengah memproduksi pil Molnupiravir.

Budi menyebut, Kemenkes bekerjasama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)  tengah melakukan review obat-obatan baru seperti yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Amerika Serikat, Eli Lilly, Regeneron, hingga produsen obat Korea Selatan, Celltrion Inc.

"Jadi obat-obatan tersebut sudah kita approach pabrikannya dan kita sudah juga merencanakan untuk beberapa malah sudah mulai uji klinis dan diharapkan di akhir tahun ini kita sudah bisa mengetahui obat-obat mana yang kira-kira cocok untuk kondisi masyarakat kita," kata Budi dalam keterangan pers PPKM, Senin (4/10/2021).

Baca juga:

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, saat ini Indonesia sudah melakukan pendekatan awal kepada produsen-produsen obat yang disebut ampuh untuk mengobati Covid-19. Kata dia, jika penelitian menunjukkan hasil positif, Indonesia perlu mengamankan stok obat covid-19 tersebut. 

Kata dia, Indonesia masih menunggu hasil resmi dari uji klinis obat-obatan tersebut.

"Supaya nanti kalau hasilnya baik, kemudian saat mereka produksi, kita jangan sampai nggak kebagian gitu ya kan. Nah yang kedua kita menawarkan sebagai site uji coba karena kan jumlah kasus kita banyak dan informasi yang mendukung jadi merupakan opportunity untuk perusahaan obat melakukan pengembangan obatnya di Indonesia sebagai salah satu uji klinis disamping itu kan kita punya cukup SDM terkait pengembangan tersebut," kata Nadia saat dihubungi KBR, Senin (4/10/2021).

Baca juga:


Sebelumnya, perusahaan farmasi Merck dilaporkan tengah berupaya mengajukan permohonan izin penggunaan darurat (EUA) Molnupiravir, kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Apabila disetujui, pil tersebut bakal menjadi obat oral pertama kali untuk terapi Covid-19.

Editor: Rony Sitanggang

  • Biodiversitas
  • Industri Farmasi
  • Bahan Baku Obat
  • Produsen Obat Covid-19
  • pil Molnupiravir

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!