BERITA

Saksi Kasus Konflik Tambang Lumajang Ketakutan

"Ancaman dan intimidasi kerap diterimanya setelah ikut aktif menolak tambang pasir ilegal di Pantai Watu Pecak, Pasirian, Lumajang, Jawa Timur. "

Eko Widianto

Saksi Kasus Konflik Tambang Lumajang Ketakutan
RIP Salim Kancil. Foto: Akun Twitter @komunalstensil

KBR, Lumajang - Salah seorang saksi mata kasus penganiayaan dan pembunuhan aktivis antitambang, Mohamad Imam masih merasa ketakutan lantaran sejumlah pelaku penganiayaan masih melenggang bebas.

Imam mengatakan pelaku melarikan diri setelah teman-temannya ditangkap polisi. Jumlah pelaku penganiayaan sebanyak 40 orang, namun polisi hanya menetapkan 24 tersangka.

Saking takutnya, Imam tak pernah pulang ke rumah. Ia memilih tinggal di rumah salah seorang tokoh penolak tambang, Iksan.

Selain menjadi saksi kasus penganiayaan, Imam juga pernah mendapat ancaman pembunuhan, gara-gara aktivitasnya bersama belasan warga menolak aktivitas tambang di Desa Selok Awar-Awar.

Ancaman dan intimidasi kerap diterimanya setelah ikut aktif menolak tambang pasir ilegal di Pantai Watu Pecak, Pasirian, Lumajang, Jawa Timur. Imam meminta perlindungan untuk menjamin keamanan dan keselamatannya.

"Jarak saya hanya tiga meter di depan pak Pam Tosan. Mereka naik motor langsung turun dari motor mengeroyok Pak Tosan. Yang lari namanya Tomin, dia yang pertama memukul Pak Tosan. Saya lebih aman di rumah Pak Iksan," kata Imam (4/10/2015).

Imam tak sendirian. Sebanyak 12 saksi lain juga ketakutan, khawatir para pelaku lain melakukan tindakan nekat membalas dendam.

Sebelumnya Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban sempat menemui para saksi. Mereka akan diberikan perlindungan sesuai dengan kebutuhan.

Editor: Agus Luqman

  • Salim Kancil
  • Saksi pembunuhan
  • Petani Lumajang
  • Ancaman dan teror

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!