NASIONAL

Temui Lukas Enembe, Komnas HAM Tak Berikan Surat Rekomendasi Kesehatan

"Lukas Enembe dua kali mangkir dari panggilan KPK karena alasan kesehatan. "

Gubernur Papua Tersangka Korupsi

KBR, Jakarta- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memastikan tidak akan mengeluarkan rekomendasi kesehatan untuk Gubernur Papua, Lukas Enembe. Itu disampaikan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik, usai menemui Lukas di Papua, kemarin.

Sebelumnya, Koordinator Umum Koalisi Rakyat Papua Otniel Deda meminta agar Komnas HAM  mengeluarkan surat rekomendasi pemberian hak Gubernur Papua Lukas Enembe untuk memilih dokter dan rumah sakit tempat dia akan berobat.

"Tidak perlu (rekomendasi, red), kita sudah bicara tadi malam juga dengan berbagai pihak, keamanan juga bicara. Ini suatu langkah yang sebenarnya informal saja, agenda kami yang paling pokok sebetulnya meneruskan agenda dialog damai Papua tapi dalam pertemuan kami itu ada aspirasi-aspirasi dan ada permintaan dari keluarga Lukas Enembe untuk kami menjenguk, melihat kondisi beliau. Itu nanti kami sampaikan kepada para pihak yang ada di Jakarta," ujar Taufan dalam keterangannya, Kamis (29/9/2022).

Ketua Komnas HAM Ahad Taufan Damanik mengatakan, akan ada solusi dalam masalah kesehatan tanpa mempengaruhi proses hukum yang sedang dijalankan oleh KPK. Sebab, kata dia, Lukas Enembe mengaku punya komitmen menghormati proses hukum.

Baca juga:

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah menetapkan Gubernur Papua, Lukas Enembe sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi terkait pengerjaan atau proyek yang bersumber dari APBD Provinsi Papua.

Lukas Enembe sudah dipanggil sebanyak dua kali. Namun, Ketua DPD Demokrat Papua itu mangkir dari panggilan KPK karena alasan kesehatan.


Editor: Rony Sitanggang

  • KPK
  • Lukas Enembe
  • Korupsi
  • Papua
  • Ahmad Taufan Damanik

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!