BERITA

Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah Tak Sentuh Persoalan Rill

"Sugiyono menyebut, paket itu masih menyisakan sejumlah masalah seperti harga-harga yang tinggi karena inflasi dan persoalan PHK tenaga kerja."

Eli Kamilah

Paket Kebijakan Ekonomi Pemerintah Tak Sentuh Persoalan Rill
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi/ANTARA FOTO.

KBR, Jakarta - Pengamat Ekonomi dari Indef, Sugiyono menilai paket kebijakan ekonomi pemerintah, tak menjawab persoalan ekonomi di sektor rill. Sugiyono menyebut, paket itu masih menyisakan sejumlah masalah seperti harga-harga yang tinggi karena inflasi dan persoalan PHK tenaga kerja.

"Kita perlu jangka pendek, itu ngga di sentuh. Jadi saya cukup kecewa dengan paket kebijakan itu. Karena pemerintah hanya melakukan hanya dari segi peraturan administrasi berupa perpers, keputusan tingkat menteri dll, itu butuh berulan-bulan," jelas Sugiyono kepada KBR.

Sugiyono menambahkan paket kebijakan ekonomi pemerintah juga tidak berbeda dengan kebijakan pemerintah sebelumnya. Semisal kebijakan konversi solar ke bahan bakar gas yang tidak berjalan di tataran pelaksanan.

Kemarin, Presiden Joko Widodo mengumumkan paket kebijakan tahap pertama, September 2015 yang terdiri dari tiga langkah. Paket kedua, menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, akan diumumkan pada pekan keempat September.

Ketiga langkah tersebut mencakup dorongan terhadap daya saing industri nasional melalui deregulasi, penegakan hukum dan kepastian usaha. Presiden mengatakan terdapat 89 peraturan yang dirombak dari 154 yang diajukan. Pemerintah juga mempercepat proyek strategis nasional menghilangkan sumbatan, penyediaan ijin, penyelesaian tata ruang, dan percepatan barang jasa.

Terakhir, presiden berupaya meningkatkan investasi di sektor properti. Kata Jokowi, paket kebijakan ekonomi ini akan menggerakkan sektor riil.


Editor : Sasmito Madrim

  • paket kebijakan ekonomi
  • INDEF
  • Presiden Jokowi
  • sektor riil

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!