BERITA

Kemenko Maritim: Aturan Baru Impor Garam Lebih Fair

"Kementerian Koordinator Kemaritiman memastikan kebijakan baru tarif impor garam akan disertai dengan pendataan kebutuhan garam industri dalam negeri."

Eli Kamilah

Kemenko Maritim: Aturan Baru Impor Garam Lebih Fair
Ilustrasi petani garam. (Foto: kkpnews.kkp.go.id)

KBR, Jakarta - Kementerian Koordinator Kemaritiman memastikan kebijakan baru tarif impor garam akan disertai dengan pendataan kebutuhan garam industri dalam negeri.

Menurut Juru Bicara Kemenko Maritim Shahandra Hanityo, nantinya tim yang dibentuk kementeriannya akan mengaudit kebutuhan garam industri perusahaan besar.


Dia mengklaim kebijakan ini juga akan melindungi pasokan petani di pasaran.


"Nanti akan dimulai dengan tim mengevaluasi kebutuhan garam industri. Jadi siapapun pemainnya akan lebih fair. Dengan harga terbaik yang akan masuk. Tidak dikelola segelintir importir saja. Sekarang ini kan kami tengarai hanya ada beberapa pengimpor saja yang bisa memutuskan harga garam itu. Jadi jelas kebutuhannya, diaudit perusahaan besar, terutama yang membutuhkan garam industri," kata Shahandra Nanityo.


Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli menjelaskan, sistem impor garam sekarang ini yakni sistem kuota mengandung kecurangan-kecurangan lantaran dimainkan para pengimpor garam.


Rizal menyebut ada tujuh kelompok pemain garam yang ia sebut sebagai 'begal' garam. Mereka memainkan harga garam dengan cara kartel dan mengatur impor garam.


Sistem kuota impor garam juga dianggap menyusahkan petani-petani garam dalam negeri. Para pemain garam besar sengaja memainkan pasokan garam lalu menaikan harga garam sehingga melambung tinggi.


Menteri Rizal Ramli memutuskan mengubah tata niaga garam dengan menghapus kuota impor garam. Rizal Ramli menggantinya dengan sistem tarif, dimana nanti siapapun boleh impor asal bayar tarif.


Nilai tarif masih diperhitungkan supaya bisa melindungi petani garam dan tidak memberatkan pengusaha industri.


Editor: Agus Luqman

 

  • impor garam
  • petani garam
  • industri garam
  • Menko Kemaritiman
  • Rizal Ramli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!