BERITA

Obat Covid-19 Unair, Ahli: Tunjukkan Data Lengkap

""Kalau Indonesia memang betul-betul menemukan kombinasi yang bagus, ini kontribusinya bukan untuk Indonesia (saja) lho, ini kontribusinya global.""

Wahyu Setiawan

Obat Covid-19 Unair, Ahli: Tunjukkan Data Lengkap
Tangkapan layar penjelasan obat buatan UNair dan TNI AD.

KBR, Jakarta-   Tim dari Universitas Airlangga diminta membuka data hasil uji klinis obat Covid-19. Sebelumnya, Unair bersama TNI Angkatan Darat dan Badan Intelijen Negara (BIN) mengklaim menemukan   kombinasi obat untuk Covid-19.

Ahli Biologi Molekuler Ahmad Rusdjan Utomo menyambut baik temuan dari tim Unair tersebut. Hanya saja, ahli biologi molekuler lulusan Harvard Medical School, Amerika Serikat itu mengeluhkan data yang disajikan kurang lengkap dan terkesan tidak memenuhi standar.

Data itu dipaparkan saat konferensi pers beberapa waktu lalu dan juga diunggah di laman TNI AD.

"Kalau Indonesia memang betul-betul menemukan kombinasi yang bagus, ini kontribusinya bukan untuk Indonesia (saja) lho, ini kontribusinya global. Tentu harapan dunia juga sangat besar. Nah cuma, harapan itu di-back-up dengan kualitas data yang solid. Jangan sampai nanti PHP (pemberi harapan palsu, red)," ujar Ahli Biologi Molekuler Ahmad Rusdjan Utomo   saat dihubungi KBR, Senin (17/8/2020) malam. 


Dia melanjutkan, "tapi saya yakin sih harusnya mereka punya datanya. Maksud saya kan gini, kalau hanya itu datanya, ya itu dia berarti jadi masalah. Tapi kalau ternyata memang ada data lain yang jauh lebih rapi,  yang memenuhi standar internasional, dan lazim, ya nggak ada masalah. Segera saja (dibuka datanya)."

Ahli Biologi Molekuler Ahmad Rusdjan Utomo mengatakan, data yang diunggah di laman TNI AD tidak disajikan secara lengkap. Ia mengeluhkan ada data-data penting yang tidak disampaikan.

Dia mencontohkan data demografi yang menggambarkan komposisi pasien per grup dalam penelitian, data statistik kesembuhan yang tidak lazim, hingga pembuktian bahwa kombinasi obat ini mampu menyembuhkan Covid-19. Kombinasi obat ini terdiri dari Azithromycin, Chloroquine, Hydroxychloroquine, Clarithromycin, Doxycycline, Lopinavir Ritonavir, dan Favipiravir dan kombinasinya.

Namun kata dia, paper terbaru menunjukkan bahwa penggunaan obat-obatan seperti Hydroxychloroquine, Lopinavir, dan Ritonavir tidak memberi manfaat terhadap pasien Covid-19.


"Nah sekarang tim Unair melakukan melaporkan mereka melakukan kombinasi. Nah di sini menjadi menarik memang, karena secara formal bisa jadi ini ada kemungkinan setelah dikombinasi ada efeknya. Karena kalau (digunakan) secara tunggal kan nggak ada efeknya. Tapi kalau dikombinasi kan siapa tahu ada efek. Tinggal dibuktikan saja bisa atau tidak," ujarnya.


Ia mengaku belum pernah menemui obat-obatan yang saat digunakan tunggal tidak efektif, menjadi efektif ketika diberikan secara kombinasi. Namun kata dia, pengobatan kombinasi ini tidak bisa dibuktikan di atas kertas. Melainkan harus benar-benar diuji ke manusia.


Terlepas dari kurang lengkapnya data yang disajikan, ia berharap kombinasi obat ini benar-benar bisa bermanfaat bagi penyembuhan pasien Covid-19.

Editor: Rony Sitanggang

  • COVID-19
  • obat covid unair
  • obat covid tni ad

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!