BERITA

Alasan Kemendag Tetap Buka Impor Garam

Alasan Kemendag Tetap Buka   Impor Garam


KBR, Jakarta- Kementerian Perdagangan mengakui masih ada kemungkinan pemerintah kembali membuka keran impor garam di tahun ini. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan meskipun produksi garam di sejumlah daerah dilaporkan mulai meningkat, faktor cuaca masih perlu diwaspadai.

"Informasi BMKG kita mulai kering. Akhir Agustus mulai, normal kering September. Tapi November-Desember hujan lagi. Itu yang harus kita lihat. Makanya kita masih punya celah," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, Rabu (9/8).


Sebelumnya Kementerian Perdagangan mengeluarkan izin impor bagi PT Garam  sebanyak 75 ribu ton. Rencananya garam itu akan sampai di Indonesia besok, Kamis(10/8).


Kementerian Kelautan dan Perikanan terakhir menyatakan bahwa produksi garam di sejumlah daerah Jawa Timur dan Madura mulai membaik. Menanggapi itu, Oke mengatakan sekalipun produksi di beberapa daerah mulai membaik, tidak akan terjadi kelebihan stok karena sejumlah daerah lain belum menunjukkan perkembangan.


"Makanya kita tahan di 75 ribu. Bertahap. Kebutuhan kita itu 100 ribu per bulan loh."


Oke berharap garam impor 75 ribu ton itu datang tepat waktu. Sebab sejumlah industri makanan khususnya pengasinan ikan distribusinya mendesak.

Perluasan Lahan

Pengadaan lahan bagi sentra produksi garam terpadu yang dicanangkan pemerintah akan dilakukan bertahap mulai tahun ini. Menteri Agraria Sofyan Djalil mengatakan ada sekitar 5000 hektare lahan potensial di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di Kupang dan Nagekeo.

Dia menegaskan tidak semua lahan statusnya akan dibebaskan.

"Banyak tanah yang bersengketa dengan masyarakat, diduduki masyarakat. Itu menggusur masyarakat tidak bisa dan tidak perlu. Bagaimana kita jadikan mereka mitra. Plasma inti," jelas Sofyan di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu(9/8).


Di Kupang menurut Sofyan, ada 3500 hektare HGU milik PT Panggung yang sudah puluhan tahun ditelantarkan. Ia tengah menpertimbangkan antara opsi pembatalan HGU atau kerjasama antara PT Panggung dan PT Garam. Dari 3500 hektare lahan terlantar itu, sebagian sudah lama diduduki masyarakat untuk dibuat tambak.


Pemerintah ingin bisa bekerjasama dengan masyarakat yang menduduki lahan itu agar mau menyediakan lahannya. Namun Sofyan mengatakan biasanya masyarakat perlu dipacu dengan melihat keberhasilan sentra garam di sekitarnya.


 Ini sudah pernah dilakukan oleh PT Garam. Nantinya, pemerintah tinggal membantu dengan teknologi untuk meningkatkan kualitas tambak garam.


"Nanti kita plasma. Rakyat di sana ada tradisi garam rakyat. Tapi produktivitasnya rendah. Kalau diperkenalkan teknologi, produktivitas bisa meningkat."


Sementara di Nagekeo, ada lahan milik PT Cheetam yang sudah membuat pabrik berskala kecil. Namun laporan dari Kementerian Perindustrian pada rapat terakhir di kantor Kemenko Bidang Maritim, Selasa(8/8), kapasitas produksi Cheetam tidak bisa memenuhi kebutuhan nasional.


Ada 700 hektare di Kabupaten Nagekeo. Pelaku usaha yang bisa masuk akan dipilih dalam waktu dekat melalui sistem beauty contest.


Editor: Rony Sitanggang

  • Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan
  • kelangkaan garam
  • impor garam

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!