BERITA

Pengamat: Ganti Calon Dubes dari Parpol

"Adi Suryadi mengatakan calon duta besar harus benar-benar mempertimbangkan kemampuan calon untuk negosiasi dengan negara tujuan. "

Agus Lukman

Pengamat: Ganti Calon Dubes dari Parpol
Ilustrasi Kedutaan Indonesia. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Pemerintah diminta mempertimbangkan kembali pengajuan belasan nama yang diajukan sebagai calon duta besar ke DPR. Dari 33 nama calon duta besar yang diajukan ke DPR, 13 nama diantaranya dianggap bermasalah karena berlatar belakang partai politik. 

Pengamat hukum internasional dari Universitas Hasanuddin Adi Suryadi mengatakan pengajuan calon duta besar jangan sampai hanya untuk balas jasa pemenangan pemilu presiden lalu, atau bagi-bagi kekuasaan. Adi Suryadi mengatakan calon duta besar harus benar-benar mempertimbangkan kemampuan calon untuk negosiasi dengan negara tujuan. Di samping itu juga perlu ada latar belakang profesionalitas, agar diutamakan yang memiliki latar belakang internasional.

"Saya kira DPR punya kewenangan untuk memberikan pertimbangan dari hasil fit proper. Juga harus dilihat latar belakang. Karena mungkin ada juga negara yang menolak. Karena belum tentu mereka mau menerima. Karena ada sejumlah kasus yang cukup memalukan kalau dipaksakan, dan negara lain menolak dengan pertimbangan tertentu," kata Adi kepada KBR (10/8/2015).

Sebelumnya DPR telah menerima 33 nama calon atau kandidat duta besar yang dipilih Presiden Joko Widodo. Hanya saja, menurut Wakil Ketua DPR Fadli Zon, kandidat yang diajukan itu banyak mengandung unsur politis karena ada beberapa di antaranya yang berasal dari partai politik (parpol). 

Dari 33 calon itu, 13 orang diantaranya terafiliasi dengan partai politik yang sebelumnya mendukung Jokowi dalam pemilihan presiden tahun lalu. Fadli Zon juga mengatakan, meskipun keputusan duta besar menjadi hak preogratif Presiden Jokowi, tapi Fadli mengingatkan bahwa Jokowi harus mempertimbangkan kompetensi dari masing-masing kandidat/calon. Apalagi, Presiden Jokowi kerap menyuarakan duta besar harus berada di garis terdepan atau pemasaran negara Indonesia. 

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • calon duta besar
  • kandidat duta besar
  • duta besar

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!