NASIONAL
Risiko Global Meningkat, Menkeu Andalkan APBN
""Ini mengancam kesehatan perekonomian global. Indonesia harus tetap menjaga agar perekonomian domestik kita tetap berdaya tahan""
Astri Septiani
KBR, Jakarta- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan bahwa risiko global tengah meningkat. Hal tersebut menimbulkan tekanan inflasi, kenaikan suku bunga dan juga terjadinya capital outflow atau keluarnya modal dari dalam ke luar negeri.
Kata dia, hal tersebut menjadi risiko global yang harus diwaspadai Indonesia selain potensi krisis pangan dan energi.
"Ini mengancam kesehatan perekonomian global. Indonesia harus tetap menjaga agar perekonomian domestik kita tetap berdaya tahan. Dan tentu surplus APBN yang terjadi pada semester satu baik karena pendapatan negara yang tumbuh sangat signifikan yaitu pajak bea dan cukai maupun PNBP dijadikan bantalan atau bekal bagi kita menghadapi ketidakpastian yang makin tinggi di semester kedua," kata dia saat konferensi pers APBN Kita, Rabu (27/7/22).
Sri menegaskan APBN akan tetap menjadi instrumen yang luar biasa penting untuk menjadi shock absorber atau penyerap dari guncangan ekonomi, memperbaiki kinerja ekonomi untuk rakyat. Hal tersebut berasal dari penerimaan negara pajak, penerimaan komoditas, bea dan cukai, serta penerimaan negara bukan pajak.
Baca juga:
Presiden Jokowi Bertemu IMF, Yakin Indonesia Tak Masuk Resesi
Menkeu: Tiga Tantangan Pemulihan Ekonomi
Ia menyebut respon dari APBN terus dibuat fleksibel dan juga responsif terhadap perubahan perekonomian yang terus terjadi. Ini kata dia menjadi kunci bagi terlaksananya APBN yang baik namun tetap sehat.
"Dan kita harapkan akan menjadi instrumen yang kredibel dan sustainable," tambahnya
Editor: Rony Sitanggang
- penerimaan pajak
- subsidi pemerintah
- menteri keuangan sri mulyani
- risiko global
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!