BERITA

BPS: Ketimpangan di Perkotaan Meningkat

""Sementara di perkotaan mengalami peningkatan dari 0,401 di maret 2021 itu lebih tinggi dibanding September 2020 yang sebesar 0,399.""

Astri Septiani

BPS: Ketimpangan di Perkotaan Meningkat
Ilustrasi: Pemasangan stiker Program Keluarga Harapan. (Antara)

KBR, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2021, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,384. Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, angka ini menurun 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2020 yang sebesar 0,385, namun meningkat 0,003 poin dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2020 yang sebesar 0,381.

"Sementara di perkotaan mengalami peningkatan dari 0,401 di maret 2021 itu lebih tinggi dibanding September 2020 yang sebesar 0,399. Sebaliknya pedesaan malah ketimpangannya ada perbaikan. Maret 2021 tercatat 0,315 lebih rendah dibanding September 2020 yang sebesar 0,319," kata Margo saat konferensi pers daring, Kamis (15/7/21).

Ia menambahkan, menurut sebaran provinsi kenaikan ketimpangan paling tinggi terjadi di Jawa Barat yakni 0,014 persen. Sementara penurunan tertinggi terjadi di Kalimantan Selatan turun 0,021 persen.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 17,76 persen. Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada Maret 2021 berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.

Jika dirinci menurut wilayah, di perkotaan angkanya tercatat sebesar 16,81 persen yang berarti tergolong pada kategori ketimpangan sedang. Sementara untuk perdesaan, angkanya tercatat sebesar 20,68 persen, yang berarti tergolong dalam kategori ketimpangan rendah.

Pertumbuhan Terpusat di Jawa


Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Mirah Midadan menyebut saat ini Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2020 masih terpusat pada wilayah Jawa. Sementara di luar Jawa masih cukup rendah.

Kata dia DKI Jakarta masih menjadi penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar terhadap PBD nasional, mencapai 18 persen.

"Kalau kita lihat itu rangkingnya di 5 besar itu, 4 di antaranya adalah dari Pulau Jawa. Artinya perekonomian kita pembangunan kita ini masih terfokus masih banyak dilakukan di daerah Jawa belum ada pemerataan di daerah-daerah lainnya karena antara Jawa dan Sumatra, Sumatra itu di peringkat kelima tapi jauh sekali perbedaannya. Sumatera cuma kurang lebih 8 persen jadi gap-nya cukup jauh," kata Mirah , Selasa (13/7/21).

Ia menilai angka ketimpangan juga naik baik di perkotaan maupun pedesaan akibat pandemi. Ia juga menyoroti penduduk miskin di perkotaan yang meningkat, yang berpengaruh.

Ia menyebut penduduk miskin di perkotaan meningkat 10 persen di 2020 sementara penduduk miskin di pedesaan menurun sedikit yakni -0,31 persen. Kata Mirah, seiring bertambahnya penduduk miskin di Indonesia, pemerintah juga mesti mendorong kebijakan perlindungan sosial di tengah pandemi ini.

Editor: Rony Sitanggang

  • pandemi
  • PPKM Darurat
  • ppkm mikro
  • BPS
  • bansos
  • angka kemiskinan
  • ketimpoa

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!