BERITA

Program KPH Kemensos Belum Jangkau Belasan Kabupaten di Papua

"Kementerian Sosial menargetkan Program Keluarga Harapan (PKH) bakal mencakup seluruh kabupaten di Indonesia pada November mendatang."

Ninik Yuniati

Program KPH Kemensos Belum Jangkau Belasan Kabupaten di Papua
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Foto: Muji Lestari/KBR

KBR, Jakarta - Kementerian Sosial menargetkan Program Keluarga Harapan (PKH) bakal mencakup seluruh kabupaten di Indonesia pada November mendatang. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, saat ini masih ada 40an kabupaten yang belum masuk, belasan di antaranya berada di Pegunungan Tengah, Papua.

Kata dia, Kemensos juga menargetkan jumlah peserta PKH mencapai 6 juta keluarga pada bulan yang sama, atau terjadi penambahan sekitar 2,5 juta keluarga.

"Seluruh kabupaten yang belum 42, 17 di antaranya ada di Pegunungan Tengah Papua, tapi November semua dapat, perkabupatennya, kalau kecamatan, belum tentu semua kecamatan ada," kata Khofifah di Kemenkopolhukam, Selasa (12/7/2016).

Khofifah menambahkan, peserta program yang merupakan keluarga rentan dan sangat miskin, diharapkan mampu mandiri dalam kurun waktu lima tahun. Kata dia, di tahun ketiga para peserta bakal diberikan program KUBE (Kelompok Usaha Bersama) dan rumah layak huni. 

"Tahun ketiga, mereka sudah mendapat program untuk usaha mandiri, atau KUBE, kemudian mereka dapat intervensi rumah tinggal layak huni, ya kita berharap tahun kelima sudah siap-siap untuk mandiri," tutur dia. 

Menurutnya, perkembangan setiap peserta akan terus terpantau karena pemerintah juga menyiapkan pendamping.

"Kelebihan PKH karena memang ada pendampingnya, sehingga mereka memprioritaskan, ini lho rumah-rumah yang betul-betul sudah reyot, ini rumah yang betul-betul sudah sangat tidak layak huni," jelasnya.

Editor: Sasmito

  • kementerian sosial
  • Khofifah Indar Parawansa
  • Papua

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!