BERITA

Jemaat Ahmadiyah di Bukit Duri Minta Ahok Jamin Keamanan Beribadah

"Jemaat Ahmadiyah, Bukit Duri, Jakarta Selatan meminta Gubernur Jakarta, Basuki Tjahajapurnama menjamin keamanan dan kenyamanan dalam beribadah. "

Yudi Rachman

Jemaat Ahmadiyah di Bukit Duri Minta Ahok Jamin Keamanan Beribadah
Salah seorang Jemaat Ahmadiyah Bukit Duri melakukan Ibadah Jumat. (Foto: Yudi Rachman)

KBR, Jakarta- Jemaat Ahmadiyah, Bukit Duri, Jakarta Selatan meminta Gubernur Jakarta, Basuki Tjahajapurnama menjamin keamanan dan kenyamanan dalam beribadah.

Juru Bicara Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Yendra Budianan mengatakan, gubernur  diharapkan membantu proses mediasi agar jemaat bisa beribadah. Sehingga permasalahan ini tidak mencoreng nama baik Jakarta sebagai ibukota dan barometer toleransi untuk daerah lain.

"Kami meminta yang pertama tentunya Gubernur Jakarta yang kami kenal sangat tegas dalam menjalankan konstitusi untuk memastikan jaminan keamanan dan kenyamanan dalam hak-hak beribadah warganya.Apalagi saat ini di bulan Ramadhan, sebentar lagi kami menjalankan hari raya Idul Fitri. Gubernur diharapkan bisa menjalankan tindakan-tindakan atau mediasi untuk menyelesaikan masalah ini agar tidak berlarut-larut," jelas Juru bicara Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia Yendra Budiana di Jakarta, Jumat (10/7).


Juru Bicara Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia Yendra Budiana menambahkan, kejadian pelarangan beribadah di Jakarta akan memicu pelarangan beribadah di daerah lain.

Sebelumnya, warga Bukit Duri Jakarta Selatan melakukan pelarangan shalat Jumat kepada jemaat Ahmadiyah. Warga memalang jalan menuju ke Masjid An-Nur dengan bambu. Masjid An-Nur milik Ahmadiyah di daerah itu juga disegel pemerintah kota Jakarta Selatan dengan alasan menyalahi perizinan rumah ibadah. 

  • Ahmadiyah
  • toleransi
  • Bukti duri
  • jakarta selatan
  • tebet

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!