BERITA

BNPB: Relokasi Korban Sinabung Tak Masuk Hutan Lindung

"Sutopo menegaskan bahwa tidak ada lahan yang digunakan untuk kedua peruntukan itu yang berada di hutan Lindung."

Wydia Angga

BNPB: Relokasi Korban Sinabung Tak Masuk Hutan Lindung
Pembangunan rumah warga relokasi korban erupsi Gunung Sinabung oleh TNI. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan relokasi korban erupsi Gunung Sinabung tidak ada yang masuk kawasan hutan lindung.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan rumah permanen yang dibangun untuk relokasi korban erupsi Gunung Penabung, dibangun di atas lahan Areal Penggunaan Lain, yang mana nantinya bisa menjadi hak milik.

Akan tetapi, Sutopo menyebut bahwa untuk status lahan pertanian untuk warga yang berada di kawasan hutan produksi hanyalah pinjam pakai dengan jangka waktu hingga 25 tahun. Namun demikian, Sutopo menegaskan bahwa tidak ada lahan yang digunakan untuk kedua peruntukan itu yang berada di hutan lindung.

Pernyataan ini membantah tudingan Komunitas Peduli Hutan Sumatera Utara (KPHSU) yang memprotes relokasi warga korban sinabung akan dilakukan di kawasan hutan lindung.

"Tidak ada. Lahan yang digunakan untuk relokasi adalah areal penggunaan lain, sedangkan untuk lahan pertanian yang telah diijinkan adalah kawasan hutan produksi," kata Sutopo kepada KBR, Minggu (12/7/2015).

Sutopo mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi kendala pembebasan lahan relokasi karena semuanya sudah mendapat ijin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tahapan pertama ini.

Sementara untuk proses relokasi tahap kedua, menurut Sutopo, kendala yang dihadapi lebih kepada ketersediaan anggaran yang dibutuhkan yakni sebesar hampir 800 Miliar rupiah yang nantinya harus dikeluarkan Kementerian Keuangan.

Rencananya paling lambat tahun 2017 proses rehabilitasi dan rekonstrusi korban Sinabung ini selesai. 

Sutopo juga membeberkan pembangunan rumah permanen untuk relokasi 370 keluarga korban erupsi Gunung Sinabung Sumatera Utara akan rampung akhir Agustus ini.

Saat ini rumah tersebut sudah terbangun 112 unit dari rencana total 370 unit rumah. Seluruh jumlah rumah yang ditargetkan itu direncanakan selesai akhir Agustus 2015.

Untuk fasilitas seperti listrik dan air bersih, baru 50 rumah saja yang saat ini teraliri. Namun pada akhir tahun ini semuanya ditargetkan selesai, bareng dengan jalan lingkungan, fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) maupun lahan pertaniannya.

Informasi dari Sutopo, Bupati Karo dua minggu lalu bersama Gubernur Sumatera Utara telah memulai penebangan hutan pinus untuk dijadikan lahan pertanian bagi 370 KK yang akan direlokasi tersebut. Selain itu masing-masing KK juga diberikan bantuan lainnya sebagai penunjang hidup mereka.

"Nanti masing-masing KK akan memperoleh lahan pertanian seluas setengah hektar. Mereka juga mendapat bantuan bibit, penyuluhan, beasiswa pendidikan untuk anak sekolah, jaminan hidup, peralatan rumah tangga, lenggap dengan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Sejahtera dan sebagainya. Itu adalah target pertama yang diharapkan selesai pada tahun 20015 ini," ujar Sutopo.

Sutopo menambahkan, rumah permanen untuk korban Sinabung tersebut seharga 59,4 juta per unit-nya yang semua pengerjaannya dilakukan oleh TNI dari Kodam Bukit Barisan. Lokasinya cukup jauh, yakni sekira 30 hingga 40 kilometer dari lokasi warga semula.

Editor: Agus Luqman

  • Relokasi korban Sinabung
  • Erupsi Gunung Sinabung
  • kawasan hutan lindung
  • Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!