NASIONAL

Berbeda dengan Luhut, Ini Konsep Balai Konservasi Borobudur Batasi Pengunjung

" Namun ia mengaku tak mengetahui ihwal rencana kenaikan tiket masuk yang begitu tinggi."

Heru Haetami

Berbeda dengan Luhut, Ini Konsep Balai Konservasi Borobudur Batasi Pengunjung
Pengunjung berwisata di Bukit Dagi, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (19/05/2022). Bukit berada di Komplek Candi Borobudur. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

KBR, Jakarta - Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwit Kasiyati membenarkan adanya kerusakan di beberapa bagian candi akibat membludaknya pengunjung. Namun ia mengaku tak mengetahui ihwal rencana kenaikan tiket masuk yang begitu tinggi.

"Terkait dengan harga naik itu memang kalau ditarik benang merahnya, memang ada keterkaitan dengan pembatasan jumlah pengunjung. Dirjen kebudayaan khususnya Balai Konservasi Borobudur yang melakukan kegiatan pelestarian berdasarkan data kehausan tangga maupun lantai Borobudur," kata Wiwit kepada KBR, Senin (6/6/22).

"Kami punya data jumlah kunjungan yang juga semakin meningkat. Jumlah semakin meningkat ini ternyata berdampak pada kehausan pada tangga naik maupun lantai candi," ujarnya.

Wiwit mengatakan, pengelola sebetulnya sudah membuat rencana pembatasan jumlah pengunjung jauh sebelum Menko Marves Luhut mengumumkan kenaikan tarif masuk. Bahkan, pihak Balai Konservasi membuat skenario agar wisata lain di sekitar Borobudur ikut terangkat.

Baca juga: Borobudur Alami Kerusakan, Pengunjung Maksimal 1.200 Orang Per Hari

"Meskipun dibatasi, justru pengunjung yang lainnya itu kami konsepnya disebar ke kawasan. Kami mempunyai situs-situs di kawasan cagar budaya Borobudur. Kemudian masyarakat Borobudur itu memiliki potensi luar biasa. Ada 20 desa di Borobudur ini potensinya luar biasa. Potensi seni, budaya, tradisi dan wisata alam, wisata buatan itu banyak ada di sekitar Borobudur," ujar Wiwit.

"Dan di luar lagi di kawasan Magelang sehingga meskipun kehadiran pengunjung atau orang dibatasi mereka masih akan tetap berada di Borobudur dan berkunjung ke kawasan. Dan nanti konsepnya dengan sistem online," sambungnya.

Wiwit menyebut, banyak kerusakan di badan candi terjadi karena faktor kesengajaan maupun ketidaksengajaan manusia.

"Kerusakan-kerusakan yang lain ada juga di relief dan ini kerusakan lebih pada aspek karena cagar budaya warisan dunia ini berada di ruang terbuka. Jadi adanya panas hujan terus terang ini mempengaruhi faktor kekuatan dari material itu sendiri. Jadi ada beberapa relief yang haus. Sehingga dengan mengurangi jumlah kunjungan itu juga mengurangi pengunjung yang berjubel, ketika melewati orang-orang tidak menyinggung relief," jelasnya.

Baca juga: YLKI: Kenaikan Tarif Masuk Candi Borobudur Tidak Tepat

Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengumumkan rencana kenaikan harga tiket masuk objek wisata prioritas Candi Borobudur. Tarif masuk untuk turis lokal ke area stupa Candi Borobudur sebesar Rp750 ribu. Sementara untuk sekadar masuk ke kawasan Candi, tarifnya tetap Rp50 ribu seperti saat ini.

Luhut beralasan, kenaikan tarif untuk membatasi jumlah wisatawan karena beberapa area candi rusak. Namun kata Luhut, tarif itu masih akan dibahas dan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo, minggu depan.

Editor: Wahyu S.

  • candi borobudur
  • tiket candi Borobudur naik
  • harga tiket borobudur

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!