BERITA

Nahdlatul Ulama Serukan Gerakan Nasional Ayo Mondok

"Gerakan ini akan kembali digaungkan saat Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, awal Agustus mendatang, agar lebih maksimal."

Sindu Dharmawan

Nahdlatul Ulama Serukan Gerakan Nasional Ayo Mondok
Ilustrasi masjid

KBR, Jakarta - Asosiasi pondok pesantren Nahdlatul Ulama (Rabithah Maahid Islamiyah-RMI) menyerukan gerakan Ayo Mondok di seluruh Indonesia. Ketua RMI, Amin Chaidir mengatakan, gerakan tersebut berupaya mengembalikan pesantren sebagai lembaga pendidikan yang efektif menangkal kenakalan remaja dan radikalisme.

"Komponen-komponen, ada masyarakat. Mari ramai-ramai untuk menyekolahkan atau menitipkan anaknya ke pondok pesantren. Jadi bukan program, kalau program itu kan ada batasan. Ini gerakan, sebuah movement. Mari bersama-sama dengan kami, agar anak-anaknya masuk pesantren," kata dia kepada KBR, Selasa (2/6/2015.



Ia menambahkan, gerakan ini akan kembali digaungkan saat Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, awal Agustus mendatang, agar lebih maksimal.


"Ini baru pemanasan. Tadi, sedang rapat itu ya. Tadi, kami sudah menyediakan tempat, tapi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, ada beberapa pesantren yang bergabung," imbuhnya.


Sebelumnya, Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) menggalakkan gerakan Ayo Mondok. RMI NU adalah lembaga NU yang membidangi Pendidikan dan Pesantren. Ide ini sebenarnya sudah lama muncul di RMI Jawa Timur, namun meredup.


Gerakan ini mengampanyekan kepada publik akan pentingnya pendidikan pesantren melalui media massa maupun media sosial. Peluncuran Gerakan Nasional Ayo Mondok secara serentak dilakukan kemarin, 1 Juni 2015 di kantor PBNU Jakarta.

Editor: Quinawaty Pasaribu

 

  • RMI NU
  • Nahdlatul Ulama
  • Pondok Pesantren
  • PBNU
  • Gerakan Nasional Ayo Mondok
  • Toleransi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!