BERITA

Kesepakatan Tidak Tertulis, Calon Panglima TNI dari Angkatan Udara

"Di mana Panglima TNI harus dipilih secara bergantian."

Khusnul Khotimah

Kesepakatan Tidak Tertulis, Calon Panglima TNI dari Angkatan Udara
Panglima TNI Jenderal Moeldoko memberikan arahan saat mengunjungi Markas Yonif Linud 700/Raider Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (11/5/2015) Foto: Antara

KBR, Jakarta- Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Kemanan menyebut Panglima TNI dipilih bergantian dari Angkatan Udara, Darat, dan Laut. Kata dia hal ini adalah kesepakatan tidak tertulis. Tedjo menjelaskan, jika sebelumnya Agus Suhartono dari Angkatan Laut digantikan oleh Moeldoko dari Angkatan Darat, maka saat ini seharusnya Panglima berasal dari Angkatan Udara. Meski begitu ujarnya, kesepakatan ini bukan harga mati. Keputusan akhir tetap tergantung pada Presiden Jokowi. Untuk saat ini kata Tedjo, presiden belum membahasnya. 


“Bisa saja dari Kasal karena konsepnya maritim. Atau presiden ingin Angkatan Darat ya boleh saja. Tentu saja dia harus mampu me-manage seluruh TNI. Yang bisa melaksanakan tugas pokok TNI dengan sebaik-baiknya," ujar Tedjo usai seminar pertahanan negara dari serangan cyber di Jakarta, Rabu (3/6/2015) siang.


"Saya rasa ketiganya (AU, AD, AL) punya. Kemampuan hampir sama. Tinggal presiden mau gunakan yang mana," katanya lagi. 

Sementara itu, Komisi Pertahanan DPR meminta Presiden dapat segera menyerahkan nama calon Panglima TNI menggantikan Moeldoko. Ini supaya uji kepatutan dan kelayakan bisa digelar sebelum DPR masuk masa reses pada 10 Juli 2015. 

Editor: Dimas Rizky

  • Tedjo
  • TNI
  • angkatan
  • moeldoko

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!