BERITA

Asap dari Sumatera Ancam Singapura dan Malaysia

"39 titik api di Riau menjadi ancaman bencana asap akibat kebakaran hutan."

Yudi Rachman

Ilustrasi kebakaran hutan. Foto: Antara
Ilustrasi kebakaran hutan. Foto: Antara

KBR, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Riau memberikan peringatan kepada pemerintah provinsi Riau terkait ancaman bencana asap. Psalnya akibat kebakaran hutan dan lahan, asap dapat mengarah ke Singapura dan Malaysia.

Menurut Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin, saat ini terdapat 39 titik api di Riau, yang berada di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan. Ia khawatir, kondisi cuaca yang kering dan panas dapat menambah titik api, dan menimbulkan asap yang bisa mengarah ke negara jiran.

"Hospot hari ini tadi pagi itu, di Riau yang confidence di atas 10% itu ada 39 titik. Bengkalis ada enam titik, Indragiri Hulu ada dua titik, Indragiri Ilir 2 titik, Kampar 1 titik. Dumai tiga titik, Pelawan 12 titik, Rokan Hilir Siak Tiga titik. Tadi pagi jam 7 jarak pandang sampai 4 kilometer. Sudah ada asap tipis. Di Sumatera Selatan, Jambi dan Palembang juga banyak. Total di Sumatera ada 207 titik api," jelas Kepala Badan Metreorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, Sugarin kepada KBR, Minggu (28/6).


Sugarin menambahkan, penyumbang asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera tidak hanya provinsi Riau, provinsi Jambi dan Palembang di Sumatera Selatan juga ikut andil menyumbang asap. Untuk itu dia meminta, pemerintah mewaspadai dan menangani masalah kebakaran hutan dan lahan ini dengan cepat. 

Sebelumnya, kebakaran hutan dan lahan di Riau dan wilayah Sumatera lainnya dikabarkan mulai mengganggu Singapura dan Malaysia hari ini.

Editor: Rony Sitanggang

  • kebakaran hutan
  • bencana asap
  • hotspot api
  • titik api riau
  • BMKG riau

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!