NASIONAL

SBY Pertahankan Penggagas Tabloid Obor Sebagai Staff Ahli

"KBR, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih mempertahankan Asisten Staf Alhi Presiden Bidang Otonomi, Setyardi Budiono di posisinya meski Setyardi, penggagas tabloid Obor Rakyat ini sedang menjalani proses pidana Pemilu."

Abu Sahma Pane

SBY Pertahankan Penggagas Tabloid Obor Sebagai Staff Ahli
SBY, obor, setyardi

KBR, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih mempertahankan Asisten Staf Alhi Presiden Bidang Otonomi, Setyardi Budiono di posisinya meski Setyardi, penggagas tabloid Obor Rakyat ini sedang menjalani proses pidana Pemilu.

Juru bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha mengatakan, proses hukum yang membelit Setyardi belum memiliki status berkekuatan hukum tetap. Dia mengklaim Istana juga menginvestigasi keterlibatan Setyardi Budiono dalam penerbitan Tabloid Obor Rakyat.

"Sedang dilakukan investigasi internal di dalam Kabinet. Ada kemungkinan Setyardi diberhentikan? Nanti kita lihatlah. Ini sedang ditelusuri. Yang pasti kan itu sudah ditangani Kepolisian. Kita serahkan pada proses hukum. Kalau jadi tersangka nantinya, saya tidak bisa mendahului proses hukum. Tentu semua ada tindak lanjutnya," ujar Julian di Jakarta, Selasa (24/6).

Sebelumnya Tim Sukses Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) melaporkan Asisten Staf Ahli Presiden Bidang Otonomi Setyardi Budiono ke Kepolisian Indonesia. Setyardi yang menjabat Pemimipin Tabloid Obor Rakyat dituding memfinah Jokowi. Sebab dalam tabloid tersebut Jokowi disebut penipu. Ibu Jokowi bahkan dituding sebagai istri simpangan orang Tionghoa. Tulisan bernada intoleransi ini oleh tim pemenangan Jokowi-JK disebut sebagai kampanye hitam untuk Jokowi.Setyardi dan sejumlah awak redaksi Tabloid Obor masih menjalani pemeriksaan di Kepolisian.


Editor: Luviana

  • SBY
  • obor
  • setyardi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!