Article Image

NASIONAL

Potensi Ekonomi Zakat untuk Kemaslahatan Umat

Rancang Matang Dana IbadahKBR, Jakarta - Ramadan sudah paripurna. Umat yang menjalankan berarti sudah menunaikan rukun Islam yang ketiga.

Bulan suci juga identik dengan rukun Islam keempat, yakni zakat, khususnya zakat fitrah. Namun, sejatinya ada jenis zakat lain juga wajib dibayar bagi mereka yang memenuhi ketentuan. Salah satunya zakat maal (harta).

"Hartanya sudah sampai setara 85 gram emas dan sudah kita simpan selama satu tahun, apakah dalam bentuk tabungan, deposito, surat berharga, maka dikenakan zakat 2,5 persen," kata pakar keuangan Islam Ai Nur Bayinah.

Selama ini, pembayaran zakat di Indonesia memakai dua cara. Pertama, secara konvensional biasanya melalui masjid atau diberikan langsung pada kelompok penerima zakat. Kedua, melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) atau lembaga mitra yang resmi.

“Baznas ditujukan untuk ASN dan BUMN, sedangkan swasta dan mandiri itu ada namanya LAZ, lembaga amil zakat. Ada juga beberapa lembaga amil zakat yang cukup well-known seperti Dompet Dhuafa, IZI, Rumah Zakat dst. Masyarakat bisa memilih akan membayarkan zakatnya di lembaga-lembaga tersebut,” katanya.

Sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, potensi zakat di Indonesia sangatlah besar. Menurut catatan Baznas, penerimaan zakat di dalam negeri bisa mencapai Rp327 triliun. Namun, kenyataannya jumlah zakat yang tercatat baru Rp17 triliun atau 5 persennya saja. Di sisi lain, Indonesia dijuluki negara paling dermawan sedunia.

"Jadi ga mungkin kalau orang yang dermawan, baik sekali dalam donasi, tapi melupakan kewajiban. Zakatnya pasti dibayarin duluan ketimbang sedekahnya," celetuk Ai.

Baca juga: Rancang Matang Dana Ibadah

Ai Nur Bayinah menyebut zakat bisa berkontribusi membantu Indonesia yang terdampak pandemi. (Dok: Pribadi)

Ai menyebut pemerintah bisa meracik insentif agar minat orang untuk berzakat terungkit. Ia mencontohkan Malaysia yang punya kebijakan insentif yang menarik, yakni menjadikan zakat sebagai pengurang pajak. 

“Di Malaysia misalnya kita bayar pajak harusnya Rp300 ribu, kita sudah bayar zakat Rp250 ribu, berarti tinggal Rp50 ribu lagi kita bayar,” ucapnya.

Jika terkumpul dan dikelola optimal, kontribusi zakat bakal sangat besar bagi ekonomi nasional. Beragam program bisa didanai dengan zakat, mulai dari beasiswa pendidikan, bantuan modal UMKM hingga pembangunan rumah sakit gratis.

“ Kita berharap orang yang dibantu saat ini (mustahik), tahun depan bisa jadi muzzaki (orang yang berzakat,” kata Ai.

Simak penjelasan lengkap soal zakat dan potensinya untuk perekonomian Indonesia di Uang Bicara episode Potensi Ekonomi Zakat untuk Kemaslahatan Umat bersama pakar keuangan Islam Ai Nur Bayinah di KBR Prime, Spotify, Google Podcast, dan platform medengarkan podcast lainnya.